Jakarta (ANTARA) - Salihara Jazz Buzz kembali hadir di 2022 dan menandai satu dekade program unggulan dari Komunitas Salihara Arts Center yang sudah dilangsungkan sejak 2012.

Festival Musik yang menampilkan penampil- penampil ciamik setiap tahunnya itu kini bersiap menghadirkan warna baru dari musik jazz di Tanah Air untuk dapat membuka wawasan publik mengenai genre musik ini.

Sebut saja ada banyak ragam baru seperti free jazz, contemporary jazz, avant-garde jazz serta aliran-aliran jazz lainnya.

“Satu dekade ini tentu tidak semudah yang kita harapkan. Memilih musisi yang terbaik agar penonton bisa hadir tentu membutuhkan diskusi yang panjang, terutama bagaimana terus bisa menawarkan kebaruan tersebut," kata Kurator Musik Komunitas Salihara Tony Prabowo dalam keterangannya, Rabu.

Namun, tantangan tersebut menjadi pemacu bagi Komunitas Salihara untuk terus menggarap tema-tema baru.

Baca juga: Salihara Jazz Buzz cari talenta baru untuk tampil di "Next Sound" 2022

Tahun ini mengusung tema "Next Sound", Salihara Jazz Buzz mengedepankan adaptasi serta kreativitas dan tawaran akan kebaruan tentang situasi yang terjadi berupa realita tentang pandemi dan realita musik jazz yang selalu bisa melebur ke dalam genre-genre berevolusi.

Salihara Jazz Buzz tampil untuk kedua kalinya secara daring sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada 2020.

Rangkaian konser yang akan disiarkan melalui kanal Youtube Komunitas Salihara Arts Center menampilkan empat musisi jazz tanah air yaitu Aryo Adhianto, Fascinating Rhythm, Sandrums dan Agam Hamzah Project.

Melalui penampilan dari keempat musisi dan grup tersebut, Salihara Jazz Buzz 2022 diharapkan bisa menyajikan kebaruan dan dapat membawa semangat jazz buzz tentang musik “lintas-batas” yang mampu memperkaya musik jazz.

Adapun Aryo Adhianto adalah komposer dan produser musik elektronik. Tertarik dengan jazz dan piano sejak kecil, ia menemukan kecintaannya pada musik elektronik ketika ia kuliah. Dalam perjalanan karirnya ia terlibat dalam beberapa klinik musik yang diprakarsai oleh Sacred Bridge Foundation seperti "Rhythm Salad: A Bowl of Roots Music" (2008), "GAUNG: the 21st Century Global Music Education" (2009) dan "INTRASIA: the Cross-cultural Performing Arts Clinic" (2013).

Lalu untuk Fascinating Rhythm adalah sebuah band jazz kontemporer berbasis di Jakarta. Band ini mengusung ide untuk memainkan berbagai jenis ritmik dari seluruh dunia seperti samba, choro, bikutsi, cuban dan lain-lain. Berbagai jenis ritmik tersebut dibalut dengan sentuhan jazz yang menarik dan juga variasi “call and response” pada setiap solo instrumennya. Band ini beranggotakan Timoti Hutagalung (drum), Noah Revevalin (piano), Jonathan Prawira (klarinet), Hafiz Aga (bas), dan Yosua Sondakh (gitar).

Ada juga Sandy Winarta memiliki sebuah proyek eksperimental yang dinamakan Sandrums. Sandrums sendiri adalah eksplorasi spektrum suara elektronik yang luas dan digunakan dalam improvisasi musik yang berakar pada jazz secara harmonis dan berirama. Dalam pertunjukan kali ini, Sandy mengajak Sri Hanuraga sebagai rekan duetnya mempersembahkan komposisi irama yang khusus bisa disaksikan di Salihara Jazz Buzz 2022.

Terakhir Agam Hamzah Project merupakan grup musik baru dari Agam Hamzah yang sebelumnya dikenal melalui grup musik Ligro Trio. Agam Hamzah adalah musisi yang konsisten menciptakan karya musik dengan konsep fusion sejak tahun 90an. Konsep fusion adalah satu genre musik di mana idiom-idiom musik seperti jazz, rock, kontemporer klasik dan musik etnik dipadukan menjadi satu karya yang utuh. Dalam Agam Hamzah Project kali ini, ia memiliki format instrumen dalam bentuk Quintet, terdiri dari bas, drum, gitar, keyboard dan biola.

Melalui kanal YouTube Salihara Arts, anda bisa menyaksikan keempat penampil di tanggal 13 Mei, 15 Mei, 20 Mei, dan 22 Mei di pukul 19.00 WIB.

Baca juga: Pameran "Asemic Sound Cycles" hadirkan kolase visual bunyi dan gambar

Baca juga: Komunitas Salihara buat kelas filsafat bahas manusia dan dunia digital

Baca juga: Komunitas Salihara sajikan drama audio "Teman Kami"

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022