Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis siang naik menyusul membaiknya mata uang utama Asia. Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, naik 15 poin menjadi Rp9.090 per dolar dari sebelumnya Rp9.105.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa faktor utama yang memicu rupiah menguat karena AS berencana akan mencetak dolarnya untuk meningkatkan likuiditas pasar yang melesu.

Pasar AS selama ini kekurangan dolarnya akibat aksi pelaku pasar yang menahan mata uang itu karena kondisi pasar yang melesu, katanya.

Rupiah, menurut Kostaman Thayib, akan terus bergerak naik, setelah beberapa lama mengalami tekanan pasar.

Pasar uang dan pasar saham sempat mengalami kemerosotan, karena faktor negatif dari eksternal terutama krisis utang di Eropa yang masih tak menentu, katanya.

Ia mengemukakan, positifnya pasar saat ini juga didukung oleh China yang menurunkan reserve requiretment (kekurangan likuiditas) terhadap sektor perbankan agar mereka dapat meningkatkan penyaluran kreditnya.

China menurunkan reserve requiretment dari 21,5 persen menjadi 20 persen, ucapnya.

Kondisi pasar seperti ini, lanjut dia, diperkirakan akan berlanjut hingga kamis sore sehingga rupiah akan terus mendekati angka Rp9.000 per dolar.

Apabila Bank Indonesia (BI) tetap berada di pasar siap melakukan intervensi apabila tekanan negatif yang muncul menekan mata uang lokal itu terpuruk.

"Kami optimistis rupiah akan mencapai angka Rp9.000 per dolar pada Kamis sore kalau melihat aksi beli pasar yang makin kuat," katanya menambahkan.
(T.H-CS/A023)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011