Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) memperkirakan penyerapan APBN tahun 2011 yang dialokasikan Rp9,27 triliun, hanya Rp4,52 triliun atau tercapai 48,78 persen sampai Desember 2011, kata Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero), Nur Pamudji.

Saat rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis, ia mengatakan, program listrik pedesaan (lisdes) hingga akhir tahun ditargetkan terserap Rp2,99 triliun atau 93,44 persen dari pagu APBN Rp3,19 triliun.

"Sampai November ini memang baru tercapai 39,72 persen atau Rp1,27 triliun dari target Rp3,19 triliun. Namun, kami optimis sampai Desember meningkat menjadi Rp2,99 triliun atau 93,44 persen," katanya.

Sementara, menurut dia, estimasi penyerapan program induk pembangkitan dan jaringan (ikitring) sampai Desember 2011 hanya mencapai 25,26 persen atau Rp1,53 triliun dari target Rp6,07 triliun.

Sampai November 2011, penyerapan program ikitring hanya 4,19 persen atau Rp250 miliar dari pagu APBN Rp6,07 triliun.

Alokasi APBN 2011 untuk PLN mencapai Rp9,27 yang terdiri dari dua, yakni lisdes Rp3,22 triliun dan ikitring Rp6,07 triliun.

Nur mengatakan, kendala utama penyerapan APBN adalah masa transisi pemberlakuan Perpres No 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang atau jasa.

"Lainnya, persetujuan multiyears untuk satuan kerja ikitring yang belum keluar," ujarnya.

Ia juga memperkirakan, penyerapan pinjaman luar negeri (sub-loan agreement/SLA) sampai akhir 2011 hanya mencapai 48,88 persen.

Dari pagu SLA PLN tahun 2011 yang mencapai Rp9,165 triliun, diperkirakan hanya terserap Rp4,48 triliun.

"Atau, diperkirakan hanya terserap 48,88 persen," kata Nur.

Sedangkan, realisasi penyerapan SLA sampai November baru mencapai Rp2,195 triliun atau hanya 23,95 persen dari target Rp9,165 triliun.

Ia menambahkan, persetujuan SLA baru keluar 28 September 2011, sehingga penyerapannya efektif hanya di akhir tahun.

"Rata-rata penyerapan per tahun sejak tahun 2009 memang hanya sebesar 47 persen," ujarnya.
(T.K007)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011