Quito (ANTARA) - Sebuah kerusuhan di dalam penjara di Provinsi Pichincha, Ekuador utara-tengah, menyebabkan sedikitnya 41 narapidana tewas dan 13 lainnya luka-luka, menurut badan pengelola penjara negara itu pada Senin (9/5).

Layanan Perawatan Komprehensif Nasional untuk Orang yang Dirampas Kebebasannya (National Comprehensive Care Service for Persons Deprived of Liberty/SNAI) memperbarui laporan sebelumnya dari Kejaksaan Agung yang menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 43 orang di Penjara Regional di Santo Domingo de los Tsachilas.

Menurut pernyataan dari SNAI, kerusuhan tersebut bermula pada pukul 02.00 waktu setempat (15.00 WIB) di sayap keamanan maksimum penjara setelah seorang pemimpin jaringan kriminal dipindahkan ke sana atas perintah pengadilan.

Badan tersebut menambahkan bahwa anggota Kepolisian Nasional berhasil merebut kembali kendali penuh atas penjara tersebut dan tim khusus dari Sekretariat Hak Asasi Manusia pemerintah telah dikirim ke Pusat Forensik Unit Kejahatan kota untuk memberikan dukungan bagi kerabat narapidana yang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Sementara itu, 112 tahanan yang melarikan diri dari penjara saat kekacauan berlangsung berhasil ditangkap kembali, kata badan tersebut.

Polisi menemukan sejumlah senjata dalam pencarian selanjutnya di sayap keamanan maksimum penjara itu, termasuk empat senjata api laras panjang, tiga pistol, satu revolver, empat granat, dan 1.800 peluru kaliber 2,23, papar pihak kepolisian.

"Ada bukti upaya penghancuran sebagian infrastruktur (penjara)" dan "ledakan yang dipicu oleh penggunaan alat peledak," kata kepolisian, seraya menambahkan bahwa langkah-langkah keamanan telah ditingkatkan di penjara-penjara di seluruh Ekuador guna mencegah kerusuhan lebih lanjut.

Sistem penjara Ekuador berada dalam krisis akibat bentrokan terus-menerus antara sindikat perdagangan narkoba yang saling bersaing untuk memperebutkan kendali di penjara.

Pada 2021, negara itu mencatat gelombang kerusuhan penjara yang menewaskan lebih dari 300 narapidana yang sampai saat ini belum juga mereda.

Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022