Jakarta (ANTARA News) - World Health Organization (WHO) Indonesia menyatakan bahwa, 90 persen penyebab terjadinya kecelakaan di Indonesia disebabkan oleh faktor lalai, yaitu mengantuk, sakit, tidak sabar, dan tidak menghargai pengguna jalan lain saat berkendara.

Ketidaksiapan psikologis juga merupakan bagian dari kelalaian berkendara. "untuk berkendara dalam kondisi lalu lintas di kota-kota dengan penduduk padat, dibutuhkan kesabaran yang tinggi", kata Gde saat ditemui dalam konferensi pers bertajuk "I Wanna Get Home Safely" yang digelar Perusahaan Asuransi Adira, di Jakarta, Rabu sore.

Disamping itu, kondisi jalan raya yang buruk juga menjadi perhatian WHO Indonesia untuk menekan jumlah kecelakaan. "Kami bekerja-sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Departemen terkait untuk menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman", tutur Gde.

Lebih lanjut Gde menjelaskan terdapat lima pilar utama yang WHO rumuskan untuk ditindak-lanjuti oleh Pemerintah. Lima faktor tersebut antara lain, Manajemen Keselamatan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kualitas kondisi jalan raya oleh Dinas Pekerjaan Umum, kualitas kendaraan bermotor oleh Kementrian Perhubungan, Etika berkendara oleh Ditlantas Kepolisian Republik Indonesia, dan manajemen pascakecelakaan oleh Kementrian Kesehatan.

Gde menilai Pemerintah cukup kooperatif dalam menanggapi saran, ide dan kritik dari WHO Indonesia, hal ini ditandai dengan dicanangkannya "Dekade Aksi Keselamatan di Jalan 2011-2020" oleh Wakil Presiden Boediono, Juni lalu. "Kampanye tersebut awalnya berangkat dari ide yang kami sampaikan pada Pemerintah sebelumnya", kata Gde.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia, pada tahun 2010 jumlah kematian akibat kecelakaan mencapai 31.234 jiwa. Hasil analisis data kecelakaan tahun 2010 oleh Kepolisian menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia telah mengakibatkan sekitar 86 orang meninggal setiap harinya dan 67 persen korban tewas berada pada usia produktif (22-50 tahun). (APW)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011