Pembom bunuh diri itu berusaha memasuki kompleks itu tetapi para petugas jaga kompleks itu mencegat dia, ketika dia kemudian meledakkan bom yang dibawanya, menewaskan tiga orang di tempat termasuk dia sendiri," kata Farah Barre, seorang pejabat keamanan pemerintah.
"Dua orang juga tewas kemudian akibat luka-luka yang mereka derita," katanya dan menambahkan serangan Rabu pagi itu terjadi di Villa Baidoa, satu pangkalan militer pemerintah dekat jalan K4 di Mogadishu pusat.
Tidak ada kelompok segera mengaku bertanggugjawab atas serangan itu, terbaru dalam rangkaian ledakan bom termasuk bom-bom di pinggir jalan dan ledakan-ledakan granat yang menghantam Mogadishu dalam pekan-pekan belakangan ini.
Kota yang porak poranda akibat perang itu dilanda sersngan-serangan seperti itu yang meningkat sejak gerilyawan Al Shebab meninggalkan tiga pangkalan mereka di kota itu Agustus dan mengubah taktik gerilya terhadap pemerintah dukungan Barat itu.
Para saksi mata mengatakan pembom itu berusaha menysmar sebsgai tentara pemmerintah untuk mendapat akses ke kompleks itu.
"Saya melihat seorang pria berseragam militer berusaha memasuki pintu gerbang tetapi dia dicegat, dan beberapa menit kemudian saya mendengar ledakan kuat," kata Ahmed Mahmud, yang sedang minum teh di jalan dekat lokasi itu.
"Saya melihat enam mayat dibawa, dan bagian tubuh pembom bunuh diri terpencar di sekitar lokasi itu."
Bulan lalu seorang pembom bunuh diri dari Shebab meledakan truk yang membawa bahan peledak, menewaskan sedikitya 82 orang dan mencederai banyak orang, serangan palig berarah seperti itu dalam sejarah kelompok tersebut.
Kelompok gerilyawan garis keras itu menguasai daerah-daerah luas Somalia selatan tetapi menghadapi tekanan yang meningkat dari tentara kawasan itu dan pasukan pemerintah.
Pasukan Kenya sedang berperang melawan gerilyawan itu jauh di selatan, pasukan Ethiopia di selatan dan barat sementara serdadu-serdadu Uganda dan Burundi berada di Mogadishu mendukung usaha-usaha pemerintah, demikian AFP.
(H-RN/B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011