Mekkah (ANTARA News) - Investor China sanagt berminat untuk menangani sejumlah proyek dan peluang investasi di Indonesia khususnya yang ditawarkan dalam proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
"Mereka berminat menangani bidang infrastruktur, industri manufaktur, energi dan pertambangan, perikanan, agribisnis, kawasan ekonomi khusus dan pariwisata," kata Duta Besar RI untuk China Imron Cotan melalui siaran pers Kedutaan Besar RI Beijing yang diterima di Mekkah, Rabu.
Keinginan tersebut disampaikan Wakil Wali kota Qingdao Zhang Hui kepada dubes dalam Forum Promosi TTI (Trade, Tourism, and Investment) Indonesia yang diselenggarakan di Kota Qingdao, Provinsi Shandong pada 29 November 2011.
Dalam pertemuan itu dubes mendorong para investor dari Qingdao untuk menanamkan modal mereka di Indonesia, seiring dengan semakin stabilnya perekonomian dan terus membaiknya iklim investasi di Indonesia.
Imron Cotan, menyatakan Promosi TTI Terpadu yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI di Beijing, Konsulat Jenderal RI di Guangzhou, Konsulat Jenderal RI di Hong Kong, dan seluruh BUMN Indonesia di China dan Hong Kong yang didukung jajaran kementerian terkait di Indonesia ini merupakan salah satu langkah pro-aktif untuk memaksimalkan potensi kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi dan pariwisata Indonesia dan RRC.
Dubes RI juga menambahkan bahwa selain menarik investor China ke Indonesia, Forum yang dihadiri oleh hampir 500 pengusaha kedua negara juga bertujuan membuka peluang bagi ekspor Indonesia ke pasar RRC, khususnya dalam kerangka Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA).
Kerja sama yang dilakukan seluruh pihak terkait Indonesia di China ini terbukti efektif membantu merealisir target perdagangan bilateral sebesar 80 miliar dolar AS pada tahun 2015 dan juga mendongkrak jumlah investasi maupun wisatawan China ke Indonesia.
Ketiga sektor ini dalam tahun 2011 mengalami kenaikan yang signifikan. Di bidang perdagangan misalnya, hingga Oktober 2011, volumenya telah mencapai 48,1 miliar dolar AS sehingga pada akhir tahun ini diyakini akan menembus lebih dari 50 miliar dolar AS.
China kini merupakan mitra dagang terbesar Indonesia yang kedua di dunia setelah Jepang. Sebaliknya, Indonesia muncul sebagai salah satu importir terpenting China.
Promosi TTI ini juga memiliki momentum yang sangat tepat di tengah terjadinya krisis utang dan ekonomi yang melanda dua raksasa ekonomi dunia, yakni Uni Eropa dan AS, yang selama ini menjadi pasar tradisional dan sekaligus sumber investasi Indonesia. (A025/R010)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011