Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ingatkan masyarakat agar berhati-hati menggunakan pembersih lensa kontak
karena di Singapura alat itu disinyalir menyebabkan meningkatnya kasus infeksi jamur mata (fungal corneal infection).
"Pemerintah Indonesia harus proaktif melakukan pengujian terhadap beberapa produk pembersih lensa kontak guna melindungi masyarakat. Walaupun belum ada laporan meningkatnya infeksi jamur mata di Indonesia," kata Direktur Eksekutif YLKI Huzna Zahir, di Jakarta, Jumat.
Huzna Zahir menegaskan pentingnya informasi itu berkaitan dengan langkah pemerintah Singapura yang mengeluarkan peringatan mengenai adanya laporan peningkatan infeksi jamur mata akibat pembersih lensa kontak yang juga dapat menyebabkan kebutaan.
"Apalagi bila Bausch & Lomb benar sudah menarik produknya dari pasar di Singapura untuk kepentingan penyelidikan, maka bisa saja nanti dilempar ke pasar negara lain, misalkan Indonesia," katanya.
Berbagai media massa di Singapura juga telah banyak memberitakan masalah itu misalkan The Straight Times, The New Paper, dan Reuters Singapura.
Menurut pemberitaan, sejak Mei 2005, Singapore National Eye Centre (SNEC) telah menerima 19 kasus infeksi jamur mata, sedangkan di RS Changi General Hospital tercatat tiga kasus.
Beberapa pasien bahkan mengalami kehilangan penglihatan di mata akibat infeksi. Tiga pasien terpaksa menjalani operasi transplantasi mata.
Sebagian besar pasien mengaku infeksi mata itu disebabkan karena penggunaan pembersih lensa kontak merek Bausch & Lomb`s Renu.
Pihak Bausch & Lomb`s kini sedang melakukan investigasi dan pengujian terhadap produknya di Singapura bekerjasama dengan pejabat yang berwenang.
Akibat itu, Departemen Kesehatan Singapura meminta kepada para pengguna lensa kontak untuk menggunakan pembersih lensa dengan tepat demi mencegah timbulnya jamur.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006