"Alhamdulillah, busnya sudah berhasil diangkat dari jurang tadi sore sekitar jam 15.00 WITA dengan menggunakan dua kendaraan alat berat," kata Kapolres Parigi Moutong AKBP Yusuf Hondawantri Naibaho kepada wartawan per telepon dari Parigi Moutong, Rabu.
Awalnya, kata Kapolres, proses evakuasi terhadap bus di lokasi kejadian itu hanya dilakukan oleh sebuah alat berat yang didatangkan dari Kota Palu oleh pihak perusahaan "Harvest".
Setelah berjalan selama sekitar setengah jam, sebuah kendaraan alat berat jenis "excavator" kebetulan melintas dan kemudian ikut membantu proses evakuasi terhadap bus yang masuk jurang itu.
Meski telah berhasil dievakuasi dari jurang, namun bus bernomor polisi DN 7818 AC itu belum bisa segera dibawa ke Mapolres Parigi Moutong dan untuk sementara diparkir di tepi jalan tidak jauh dari lokasi kejadian sambil menunggu mobil derek yang akan membawanya ke Mapolres Parigi Moutong.
"Bus sudah naik ke badan jalan, tetapi belum bisa kita bawa karena rodanya tidak bisa berputar. Jadi kita simpan di tepi jalan sambil menunggu mobil derek untuk selanjutnya dibawa ke Mapolres Parigi Moutong sebagai barang bukti. Bus itu kita amankan dengan tetap memasang garis polisi," kata orang pertama di Polres Parigi Moutong itu.
Selain bus, barang-barang bawaan para penumpang juga telah berhasil dievakuasi dan saat ini sudah diamankan oleh pihak perusahaan "Harvest" yang berkantor di Jalan Suprapto, Palu Timur, Kota Palu.
"Bagi penumpang yang ingin mengambil barang bawaannya silahkan menghubungi atau melapor langsung ke kantor Harvest di Jalan Suprapto di Kota Palu sambil menyertakan kartu identitas resmi. Semua barang bawaan penumpang itu kelihatannya masih utuh," ujar perwira menengah berpangkat dua melati di pundaknya itu.
Kapolres mengatakan, kepolisian segera akan mengundang pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Parigi Moutong dan Provinsi Sulteng ke lokasi kejadian untuk mengetahui kelaikan kendaraan dengan mencocokkan keterangan sopir dengan fakta pada kondisi bus tersebut.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Kapolres memerintahkan kepada anggota Satuan Lalu Lintas agar setiap saat melakukan patroli untuk melihat kondisi bus di lokasi tersebut.
"Posisi bus yang diparkir itu tidak menghalangi badan jalan, namun tetap kita berupaya agar secepatnya kita bawa bus itu ke Mapolres," ujar Hondawan.
Kapolres Hondawan menuturkan, rencananya proses evakuasi dilakukan pada Senin (28/11) dan Selasa (29/11), namun karena kendaraan alat berat yang akan digunakan untuk mengangkut bus dari jurang belum tiba, sehingga evakuasi pun tertunda.
Kecelakaan bus itu mengakibatkan empat penumpang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Empat korban yang meninggal dunia itu bernama Jemmy Leppa (55), warga Manado, Sulawesi Utara, Refli Piter (30), warga Manado, Irma (30), warga Gorontalo, dan Agus (30), kernet bus.
Kecelakaan tunggal itu terjadi pada Minggu (27/11) sekitar pukul 14.00 WITA.
Sopir bus Sardin Makmur (44), warga Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Parigi Moutung itu menceritakan, pada saat melewati jalan menurun dan tikungan di kilometer 11-12 arah Parigi dirinya sempat mengerem bus karena jalan licin akibat hujan gerimis.
Namun laju bus tidak terkendali hingga masuk ke dalam jurang sedalam 15 meter.
Kasus kecelakaan maut itu saat ini masih ditangani aparat Polres Parigi Moutong dengan menetapkan Sardin Makmur, sang sopir sebagai tersangkanya dan yang bersangkutan sudah menjalani proses penahanan di Mapolres setempat.
(ANT-106)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011