Jakarta (ANTARA) - Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio, mengatakan, masing-masing pasangan baik Prabowo-Puan maupun Ganjar-Anies memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri.

“Nah ini sebetulnya, Pak Prabowo elektabilitas paling tinggi karena ada tabungan elektabilitas sebelumnya, Mbak Puan belum populer,” kata dia, di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Anies berencana kunjungi tiga negara di Eropa bahas pembangunan MRT

Menjelang pemilihan presiden 2024, bursa calon presiden dan wakil presiden kian menarik dan sejumlah hasil survei mulai menunjukkan siapa-siapa yang berpeluang besar menang di 2024.

Pasangan Prabowo-Puan Maharani, misalnya, duet tersebut unggul dalam beberapa survei yang dilakukan, misalnya oleh Saiful Mujani & Consulting dan Center for Political Communication Studies.

Baca juga: Presiden Persija: JIS belum tentu jadi stadion kandang musim 2022-2023

Sementara pasangan Ganjar Pranowo-Anies Baswedan unggul dalam survei yang diadakan Charta Politika dan Indikator Politika. "Sementara untuk pasangan Ganjar-Anies, apakah Anies ganjar peluangnya bisa disatukan, bisa-bisa saja, tetapi beban berat itu bukan di Anies tetapi Ganjar Pranowo," katanya

Sebagai politisi PDI Perjuangan, elektabilitas Ganjar menurut dia paling tinggi dan ditaksir beberapa parpol untuk menjadi capres. Namun sebagai kader, Ganjar harus ikut arahan partai.

Baca juga: Anies Baswedan ulang tahun, relawan Brigade 08 doakan ini

Di dalam PDI Perjuangan sendiri, Satrioi mengatakan, disebut-sebut ada dua nama kuat untuk maju sebagai calon presiden, yaitu Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Ia mengatakan siapapun calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung partai politik, masyarakat ingin --menurut dia-- sosok presiden yang The next Jokowi.

Satrio dan lembaga survei KedaiKOPI meluncurkan sinyalemen ada pergeseran kriteria calon presiden. Sebelumnya, masyarakat ingin presiden yang merakyat lalu cerdas, sekarang jadi cerdas dan merakyat.

Baca juga: Relawan siapkan lima posko mudik Anies Baswedan di Jabar

"Perubahan ini menarik, artinya masyarakat sudah berpindah ke calon presiden yang the next Jokowi. Jadi kalau Jokowi merakyat, sekarang coba dicari yang cerdas dan merakyat,“ kata dia.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022