Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Kajian Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Indef memperkirakan nilai tukar dolar pada tahun 2012 akan berada di kisaran Rp8.900 - 9.100.

"Meskipun lebih tinggi dari asumsi pemerintah dalam RAPBN 2012 sebesar Rp8.800, rupiah akan cukup stabil pada 2012," kata ekonom Indef, Enny Sri Hartati dalam paparan proyeksi ekonomi Indonesia 2012 di Jakarta, Rabu.

Selama triwulan I dan II 2011, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi. Namun volatilitas pergerakan nilai tukar rupiah mengalami peningkatan pada triwulan III.

Beberapa faktor pendukung stabilitas rupiah tahun 2012 antara lain masih cukup stabilnya kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang membuat aliran arus modal masih terus berlanjut.

Nilai cadangan devisa Indonesia di Bank Indonesia yang lebih dari 100 miliar dolar AS berkontribusi mendorong stabilnya rupiah tahun 2012.

Selain itu, kinerja neraca pembayaran juga masih cukup baik, yaitu berada pada posisi surplus sehingga memberikan ekspektasi positif terhadap investor global di tengah ketidakpastian pemulihan kawasan Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Mengenai inflasi, Indef memproyeksikan inflasi pada 2012 pada kisaran 4,5 - 5,5 persen.

Menurut Enny, seiring harga "volatile food" yang tidak terlalu bergejolak dalam beberapa bulan terakhir, maka tekanan inflasi sepanjang 2011 relatif turun.

Inflasi sempat meningkat seiring tingginya harga komoditas pada pasar internasional, seperti komoditas pangan dan emas.

Namun pada akhir kuartal III 2011 harga komoditas turun karena bertambahnya pasokan komoditas dan kondisi perlambatan ekonomi dunia.

Tidak hanya harga emas, tren harga minyak di pasar internasional juga terlihat turun jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya.

"Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut pada 2012," kata Enny.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011