Budapest (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban bertemu dengan Presiden Komisi Eropa (European Commission/EC) Ursula von der Leyen di Budapest pada Senin (9/5), namun belum mencapai kesepakatan terkait usulan embargo minyak Rusia.

"Pembahasan malam ini dengan PM Viktor Orban sangat membantu untuk mengklarifikasi berbagai masalah yang berkaitan dengan sanksi dan ketahanan energi," ujar von der Leyen dalam cuitannya setelah jamuan makan malam yang berlangsung selama 90 menit di kediaman Orban di Castle District di ibu kota Hongaria.

"Kami membuat kemajuan, tetapi masih dibutuhkan kerja lebih lanjut. Saya akan menggelar konferensi via video dengan para pemimpin regional untuk memperkuat kerja sama regional di bidang infrastruktur perminyakan," tambahnya.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan pernyataan mengenai isu Ukraina di Brussel, Belgia, pada 22 Februari 2022. (Xinhua/Zheng Huansong)Harga solar dan bensin terpampang pada papan di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Brussel, Belgia, pada 29 Maret 2022. (Xinhua/Zheng Huansong)

Seorang sumber dari Uni Eropa (EU) yang tidak disebutkan identitasnya pada Senin mengatakan bahwa Komisi Eropa sedang mempertimbangkan untuk menawarkan dana kepada negara-negara Uni Eropa bagian timur yang terkurung daratan, seperti Hongaria, Slovakia, dan Republik Ceko, guna memodernisasi infrastruktur perminyakan untuk membujuk mereka menerima embargo minyak terhadap Rusia.

Dalam paket sanksi keenamnya yang ditujukan terhadap Moskow, EU berencana menghentikan secara bertahap pasokan minyak mentah Rusia dalam waktu enam bulan dan berbagai produk olahannya per akhir tahun, menurut von der Leyen.

Namun Hongaria dan negara-negara Eropa Timur lainnya, yang perekonomiannya sangat bergantung pada minyak Rusia, belum siap menerima paket sanksi keenam dalam bentuknya saat ini.

"Pembahasan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sudah berakhir, topiknya tentu saja putaran sanksi berikutnya di Brussel dan dampaknya terhadap Hongaria dan ekonomi Hongaria," kata Peter Szijjarto, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hongaria, yang juga mengikuti pertemuan itu.

"Putaran sanksi di Brussel kali ini akan menimbulkan masalah yang sangat besar bagi Hongaria jika diberlakukan, karena pasokan energi Hongaria kini aman, tetapi penerapan paket sanksi ini akan membahayakan ketahanan energi kami, karena tidak mungkin bagi kami untuk mendapatkan minyak yang cukup," tutur Szijjarto dalam pesan video yang diunggah di laman Facebook-nya.

Harga solar dan bensin terpampang pada papan di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Brussel, Belgia, pada 29 Maret 2022. (Xinhua/Zheng Huansong

"Selama Komisi Eropa tidak menawarkan solusi untuk masalah-masalah ini, tentu saja Hongaria tidak dapat mendukung rangkaian sanksi ini," imbuhnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022