Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten mampu meningkatkan porsi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang mendorong efisiensi biaya dana atau Cost Of Fund (CoF) perseroan.

Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, menjelaskan perseroan senantiasa meningkatkan porsi CASA sejak 2017 dan pada periode kuartal I-2017 saja, porsi dana murah BRI sekitar 56,63 persen dengan nilai Rp397 triliun.

Kemudian per kuartal I-2022, porsi CASA BRI sudah menembus 63,8 persen dengan nilai Rp713,2 triliun, sehingga CoF perseroan berhasil ditekan menjadi 1,7 persen pada periode tersebut.

“Hal ini membuktikan konsistensi BRI untuk mendorong kinerja ke depan. Secara berkelanjutan, kami akan terus meningkatkan dana murah sebagai sumber pendanaan agar dapat memperbaiki struktur pendanaan dan struktur biaya dana, sehingga menjadi lebih murah dan efisien,” kata Viviana.

Peningkatan porsi CASA ini, katanya, merupakan bagian dari transformasi struktur liabilitas perseroan untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, yakni melalui transaction based product and services di segmen wholesale, serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui Financial Super Apps BRImo.

Selain itu, peningkatan dana murah tak terlepas dari optimalisasi BRI terhadap 130 juta nasabah perseroan yang dilakukan melalui penyediaan produk CASA BRI yang lengkap serta produk Giro. Untuk tabungan sendiri, BRI memiliki Tabungan BRI BritAma, Simpedes, dan Tabunganku.


Baca juga: Pembiayaan ultra mikro BRI selamatkan petani dari rentenir

Ke depan, Vivian menegaskan perseroan terus berupaya meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menciptakan kembali proses bisnis melalui AgenBRILink dan BRImo, hingga menyediakan platform pembayaran yang disesuaikan untuk menangkap potensi pertumbuhan baru melalui BRI Open API.

Dalam rangka memperkuat sinergi dalam grup perseroan, BRI pun menangkap potensi likuiditas berdasarkan pada pasar komoditas melalui Pasar.id dan rantai pembayaran komoditas.

Ia pun optimistis BRI akan tetap mampu meningkatkan porsi CASA ke depannya, terlebih setelah bergabungnya PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ke dalam BRI Group sejak September 2021 melalui Holding Ultra Mikro (UMi).

Apalagi, PNM memiliki potensi 11,7 juta nasabah dan Pegadaian 15,8 juta nasabah, yang menjadi potensi besar untuk menabung atau membuka giro di BRI.

Baca juga: BRI catat kredit usaha kecil dan menengah capai level sebelum pandemi

Periset PT Verdhana Sekuritas Indonesia Nicholas Santoso dan Raymond Kosasih mengatakan laba BRI secara konsolidasian diyakini akan terus meningkat ke depan dengan menekan biaya dana tersebut.

Terlebih CoF perseroan pada triwulan I-2022 merupakan rekor terendah dan turun 21 basis poin secara tahunan, serta BRI memiliki likuiditas yang memadai untuk menyokong kinerja Pegadaian dan PNM yang kini diproyeksikan pula sebagai sumber pertumbuhan baru melalui Holding UMi.

“Kami pikir BRI sebagai bank induk memiliki likuiditas yang cukup besar sehingga dapat menekan biaya pendanaan untuk anak perusahaan Pegadaian dan PNM. Dengan demikian, bisa mengarah pada peningkatan konsolidasi profitabilitas untuk grup,” tulis keduanya dalam publikasi riset yang diterbitkan belum lama ini.


Baca juga: BRI tetap optimis penyaluran kredit tumbuh 9-10 persen tahun ini
Baca juga: BRI cetak laba Rp12,2 triliun pada kuartal I 2022

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022