Riyadh (ANTARA News) - Kementerian luar negeri Arab Saudi, Selasa, minta warga Saudi untuk meninggalkan Suriah dan tidak melakukan perjalanan ke negara Arab yang telah dilanda oleh berbulan-bulan demonstrasi anti-rezim itu.

"Karena situasi keamanan, Arab Saudi meminta warganya untuk meninggalkan Suriah dan tidak melakukan perjalanan ke sana," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Saudi SPA, lapor AFP.

Keputusan itu dibuat hanya beberapa hari setelah Liga Arab menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada rezim Suriah karena tindakan kerasnya terhadap para penentangnya, yang mencakup permintaan untuk menangguhkan penerbangan antara Damaskus dan tujuan-tujuan Arab.

Bahrain dan Qatar pada Ahad telah minta warga mereka untuk meninggalkan Suriah setelah Uni Emirat Arab juga menasehati warganya untuk melakukan hal yang sama.

Negara-negara Arab di Teluk telah berada di garis depan permintaan sanksi pada Suriah karena tindakan kerasnya selama delapan bulan yang menurut PBB telah menewaskan lebih dari 3.500 orang.

Kedutaan besar Qatar dan Arab Saudi di Damaskus telah diserang dalam demonstrasi pro-rezim.

Dan Arab Saudi mengatakan salah seorang warganya telah tewas pada 21 November lalu ketika mengunjungi keluargaya di kota Homs yang bergolak di Suriah pusat. Homs merupakan salah satu pusat bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran, setelah demonstrasi pertama meletus di kota Dara.

Liga Arab pada Ahad lalu telah menyetujui sanksi luas terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad -- pertama kali blok Arab raya itu menjatuhkan langah-langkah hukuman pada salah satu negara anggotanya sendiri.

Langkah-langkah sanksi itu termasuk larangan segera pada transaksi dengan Damaskus dan pembekuan aset pemerintah Suriah di negara-negara Arab.

Sanksi itu juga melarang para pejabat Suriah mengunjungi negara-negara Arab dan meminta penangguhan semua penerbangan ke negara-negara Arab untuk dilaksanakan pada tanggal yang akan ditetapkan pekan depan. (S008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011