Kiev (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat negara tersebut pada Minggu (8/5) mengumumkan sejumlah sanksi baru terhadap Rusia atas krisis Ukraina.
Langkah ini bertujuan untuk lebih lanjut melumpuhkan ekonomi Moskow, tetapi menimbulkan tantangan berat bagi pemulihan ekonomi global dari pandemi COVID-19.
Kelompok Tujuh (G7) pada Minggu mengatakan bahwa blok mereka akan menghapus atau melarang impor minyak Rusia menyusul sebuah konferensi video.
Menurut pernyataan G7, kelompok tersebut akan melakukan larangan impor minyak selama periode waktu tertentu guna menemukan pasokan alternatif. Pihak G7 juga akan mengambil tindakan lebih lanjut terhadap sejumlah bank Rusia, serta melanjutkan sanksi terhadap individu-individu tambahan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri pertemuan G7 tersebut, di mana dirinya meminta negara-negara Barat untuk menyediakan lebih banyak dukungan senjata dan keuangan bagi Ukraina.
Pada Minggu yang sama, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau bertemu dengan Zelenskyy di Kiev, seraya mengumumkan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina dan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.
Menurut sebuah rilis berita pada Minggu, Trudeau mengatakan bahwa Kanada akan memberikan bantuan militer tambahan kepada Ukraina senilai 50 juta dolar Kanada (Rp559 miliar), termasuk sejumlah kamera drone, pencitraan satelit resolusi tinggi, dan senjata-senjata ringan beserta amunisi.
Sementara itu, layanan pers kepresidenan Ukraina melaporkan bahwa Zelenskyy bertemu dengan PM Kroasia Andrej Plenkovic di Kiev pada Minggu guna membahas kerja sama pertahanan dan energi serta integrasi Eropa terkait Ukraina.
Zelenskyy mendesak Kroasia untuk membantu Ukraina membersihkan ranjau darat yang ditanam selama konflik.
Sumber: Xinhua Global Service
Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022