Foke--sapaan akrab Fauzi Bowo--mengatakan hal tersebut usai menghadiri HUT Ke-50 Monas di Lapangan Monas Jakarta, Selasa.
Menurut Foke, bila pengunjung telah pulang selesai ada acara, lingkungan Monas menjadi lautan sampah.
"Tentu dengan adanya mesin itu bisa membantu dan meringankan beban bagi pengelola Monas," katanya.
Dengan adanya alat yang berfungsi menampung sampah kemasan botol plastik itu, akan menjadikan Monas episentrum gerakan buang sampah pada tempatnya. "Dan, ini merupakan pembelajaran bagi masyarakat," katanya.
Namun, lanjut dia, pembelajaran itu harus diikuti pendukung kegiatan, seperti tutorial program, pesan-pesan yang mudah dicerna, mudah dimengerti masyarakat, dan konsistensi. "Semua dikembalikan kepada masyarakat," kata Foke.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Monas, Rini Hariani, berharap keberadaan RVM di objek wisata itu sebagai pemicu perusahaan lain untuk membeli dan menempatkan alat tersebut di tempat-tempat umum.
"Harapan saya, alat ini jadi pemicu para pegusaha untuk membeli RVM, dan menempatkannya di tempat umum. Dengan demikiam, masyarakat akan lebih familier dengan alat tersebut," kata Rini.
Dengan ditempatkannya RVM di ruang Museum Sejarah Monas, kata dia, alat ini akan lebih dikenal oleh masyarakat.
Jika berhasil menarik minat para pengusaha lain untuk mengikuti jejak PT Danone Aqua yang bekerja sama dengan Indonesia Bussinnes Links (IBL), Reksa Kencana, dan Perum LKBN ANTARA, pihaknya akan menempatkan empat RVM di dalam Monas. (Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011