Menteri Luar Negeri Rusia menekankan bahwa melanggar kedaulatan negara tidak dapat diterima, termasuk dalam perencanaan dan pelaksaan gerakan menumpas teroris
Moskow (ANTARA News/Reuters) - Menteri luar negeri Rusia, saat menanggapi serangan udara lintas-perbatasan NATO, yang menewaskan 24 tentara Pakistan, pada Senin menyatakan kedaulatan negara harus selalu ditegakkan, bahkan ketika mengejar "teroris".
"Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menekankan bahwa melanggar kedaulatan negara tidak dapat diterima, termasuk dalam perencanaan dan pelaksaan gerakan menumpas teroris," kata pernyataan kementerian itu.
China pada Senin menyatakan sangat terguncang oleh serangan udara NATO, yang menewaskan 24 tentara Pakistan dan menuntut penyelidikan atas kejadian tersebut.
"China sangat terguncang atas kejadian itu dan mengungkapkan keprihatinan kuat serta belasungkawa mendalam kepada korban di Pakistan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei pada jumpa pers berkala.
"China percaya bahwa kedaulatan dan wilayah Pakistan harus dihormati dan bahwa kejadian itu harus sungguh-sungguh diselidiki dan ditangani dengan seksama," katanya.
Pakistan, sekutu dekat China, membantah memancing serangan pada Sabtu itu, yang menewaskan 24 tentara dan meningkatkan ketegangan antara Islamabad dengan Washington.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menghubungi rekannya, Menlu Pakistan Hina Rabbani Khar, untuk mengungkapkan kesetiakawanan terhadap rakyat dan pemerintah Pakistan atas serangan NATO/ISAF, yang menewaskan 24 tentara, kata Departemen Luar Negeri Pakistan pada Minggu.
Pakistan menyatakan pesawat tempur dan helikopter militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu memberondong dua pos pemeriksaan di wilayah suku Mohmand di dekat perbatasan Afghanistan pada Sabtu malam.
"Sementara berterima kasih kepada Menteri Luar Negeri Davutoglu atas pernyataan kesetiakawanannya, Menteri Luar Negeri Khar mengutuk dalam istilah paling keras serangan tak beralasan dan benar-benar tidak dapat diterima oleh NATO/ISAF, yang menunjukkan ketidakpedulian sepenuhnya terhadap hukum antarbangsa dan hidup manusia," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri itu.
Davutoglu meyakinkan Khar bahwa Turki sebagai anggota NATO akan meminta penyelidikan tidak memihak mengenai serangan itu, kata Departemen Luar Negeri.
Ditambahkannya bahwa kehilangan nyawa sejumlah tentara Pakistan itu sesakit kehilangan tentara Turki, katanya.
Perhimpunan utama Pakistan, yang mengirim bahan bakar untuk pasukan NATO di Afghanistan, menyatakan tidak akan melanjutkan pasokan dalam waktu dekat demi mengecam serangan udara, yang menewaskan 24 tentara Pakistan pada akhir pekan lalu.
Nawab Sher Afridi, sekretaris jenderal Perhimpunan Pemilik Tangki Minyak Pakistan, menyatakan kelompok itu akan mempertimbangkan kembali keputusannya hanya jika pemerintah Islamabad dan tentara menerima permintaan maaf atas kejadian tersebut.
Ribuan orang berkumpul di luar konsulat Amerika di kota Karachi pada Minggu guna mengecam serangan NATO tersebut.
Saksi di tempat kejadian menyatakan kerumunan warga marah berteriak "Hancurlah Amerika". Seorang pemuda memanjat tembok di sekeliling bangunan dijaga ketat itu dan memasang bendera Pakistan di kawat berduri.
"Amerika menyerang perbatasan kita. Pemerintah mesti segera memutuskan hubungan dengannya," kata Naseema Baluch, ibu rumah tangga, yang ikut berunjukrasa.
Pakistan pada Minggu memakamkan prajurit yang gugur dalam serangan tersebut.
Stasiun televisi memperlihatkan peti mayat terbungkus bendera Pakistan dengan warna hijau dan putih saat dishalatkan di markas komando wilayah di Peshawar. Upacara tersebut dihadiri Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Ashfaq Kayani.
(B002)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011