"Jagat politik kita kehilangan seorang pejuang yang teguh pendirian. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menerima segala amal dan perjuangan, semoga keluarga yang ditinggal diberikan kesabaran, aamiin," kata Fahri dalam unggahan di akun Twitter resminya @Fahrihamzah, Senin.
Dia menceritakan, saat menjadi anggota DPR periode 2009-2014, dia menyaksikan keaktifan Lily Wahid menggunakan hak-hak konstitusional seperti menjalankan tugas pengawasan. Saat itu, Fahri dan Lily Wahid mendukung hak angket kasus Bank Century, angket perpajakan, dan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Baca juga: Muhaimin instruksikan kader PKB salat gaib dan tahlil untuk Lily Wahid
"Ketika beliau menjadi anggota DPR, sangat aktif, termasuk mendukung Hak Angket Bank Century; dan Bu Lily adalah seorang perempuan yang teguh dalam menjalankan tugas-tugas pengawasan dewan," ujarnya.
Selama menjadi anggota DPR, dia menilai Lily Wahid tiada hari tanpa memberikan kritik dan pengawasan yang tajam kepada kinerja Pemerintah saat itu. Kritik yang disampaikan adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu merupakan kebenaran yang harus disampaikan apa adanya, tidak peduli Pemerintah suka atau tidak, katanya.
Lily Chodidjah Wahid binti K.H. A. Wahid Hasyim meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Senin, pukul 16.28 WIB.
Jenazah Lily disemayamkan di West Covina Blok SH 6/31, Kota Wisata Cibubur, Bogor, Senin petang. Selanjutnya, Lily akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Selasa (10/5).
Baca juga: Kerabat: Sebelum wafat Lily Wahid alami stroke
Baca juga: Pesantren Tebuireng siapkan lokasi makam adik Gus Dur, Lily Wahid
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022