Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan varietas Ikan Nila Salin yang meskipun merupakan jenis ikan air tawar namun sangat toleran terhadap perairan payau maupun laut dengan salinitas di atas 20 ppt serta memiliki banyak keunggulan.

"Ikan Nila Salin ini diluncurkan satu paket dengan pakan protein rekombinan pertumbuhan dan vaksin DNA Streptococcus yang menjamin ikan ini cepat tumbuh sekaligus tahan penyakit," kata Kepala BPPT Marzan A Iskandar pada "Soft Launching Ikan Nila Salin Unggul" dan penandatanganan MoU dengan mitra di Jakarta, Selasa.

Saat ini, ujar Marzan, diperkirakan sekitar 30-40 persen dari total 1,2 juta hektare lahan pertambakan dalam kondisi terlantar, termasuk di Jawa Barat yang hanya 40 persen dari 75 ribu hektare lahan pertambakan yang dimanfaatkan untuk budidaya udang dan ikan bandeng.

Terlantarnya lahan ini, lanjut dia, akibat rendahnya produktivitas lahan karena tak tersedianya induk dan benih ikan yang berkualitas unggul, harga pakan ikan yang tinggi serta gagal panen akibat serangan penyakit.

Penelitian tentang ikan nila salin ini telah memasuki tahap akhir pengujian dan uji multilokasi yang akan dituntaskan pada 2012 untuk kemudian diajukan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga yang berwenang merilis galur atau varietas baru.

Sementara itu Deputi Kepala Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Listyani Wijayanti mengatakan, ikan nila salin merupakan hasil riset bioteknologi melalui proses "diallel crossing" delapan varietas ikan nila hasil seleksi, demikian pula protein rekombinan hormon pertumbuhan dan vaksinnya, juga hasil rekayasa bioteknologi.

Sedangkan soal rasa, ikan nila salin ini, menurut dia, sangat enak, baik digoreng dengan bumbu sederhana seperti garam dan bawang putih, dikukus, dibakar, dipepes, disop maupun dibumbu kuning.
(D009)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011