Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Anton Apriantono meminta masyarakat memahami keputusan pemerintah tentang penggantian setiap unggas yang didepopulasi karena terpapar virus flu burung yang masing-masing besarannya untuk ayam Rp10.000. "Diibaratkan seperti orang yang sakit, maka bantuan pengobatannya tidak sepenuhnya," kata Anton saat mengunjungi pasar burung di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, bersama-sama dengan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Jumat. Dalam kesempatan itu, Anton sempat melakukan dialog dengan sejumlah pedagang di pasar tersebut dan menanggapi keluhan sejumlah pedagang mengenai isu flu burung yang cukup menurunkan pendapatan mereka. Sebelumnya pada saat hadir dalam apel Gerakan Penangggulangan dan Pengendalian Flu Burung yang berlangsung di Balaikota Jakarta, Jumat pagi, dia menyatakan bahwa gerakan itu merupakan pekerjaan besar dalam mencegah penyebaran virus flu burung. Dia juga mengatakan bahwa sweeping atau pengecekan terhadap unggas tidak hanya dilakukan saat ini, tetapi sudah dilakukan sejak lama. "Sebenarnya sweeping dan pencegahan sudah dilakukan sejak lama, tapi memang untuk skala besar baru dilakukan di DKI Jakarta," katanya. Anton juga menyatakan dia menghargai keputusan Pemda DKI Jakarta untuk melakukan sweeping besar-besaran guna menghindari jatuhnya korban yang lebih besar. "Saya menyatakan perang terhadap flu burung," kata Anton di depan sekitar 1.000 peserta apel pagi. Anton juga menyatakan bahwa kegiatan pengecekan akan terus dilakukan paling tidak selama tiga bulan terus menerus. Sementara itu, Sutiyoso kepada para pedagang di pasar burung meminta agar mengerti dan memahami keputusan dari Pemprov DKI Jakarta. "Kalau di negara lain pencegahannya lebih kejam, contohnya di Hongkong sama sekali tidak boleh memelihara burung, kita di sini mencari jalan yang sedapat mungkin tidak merugikan banyak pihak," katanya. Dari data Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, sejak 2005 hingga 24 Febuari 2006, kasus suspect flu burung tercatat 59 orang dan meninggal sembilan orang, kasus probable flu burung lima orang dan yang meninggal tiga orang, sementara yang dikonfirmasikan flu burung sembilan orang dan delapan di antaranya meninggal. Dengan demikian jumlah keseluruhan tercatat 73 kasus, dimana 20 orang di antaranya meninggal. Pada kesempatan sebelumnya, Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Wibowo, menyatakan pihak Dinas Kesehatan telah menyiapkan dua rumah sakit rujukan untuk kasus flu burung, yaitu RSPI Sulianti Saroso dan Rumah Sakit Persahabatan. "Selain itu kita juga siapkan cadangan di empat wilayah, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, RSUD Budi Asih, RSUD Koja, RSUD Cengkareng dan RSUD Pasar Rebo, sementara Jakarta Selatan memang tidak memiliki RSUD," kata Wibowo. Dinas Kesehatan juga telah menyiapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus flu burung agar tidak terjangkit pada manusia, seperti peringatan dini dan penanganan cepat bila kasus flu burung pada manusia terjadi. (*)
Copyright © ANTARA 2006