Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua yang dilansir pada Senin, Joseph Matthews, seorang profesor senior di Universitas Internasional BELTEI di Phnom Penh, mengatakan bahwa sejak merebaknya COVID-19, China selalu memprioritaskan masyarakat dan kehidupan mereka dan bekerja keras untuk mencegah masuknya kasus dari luar negeri maupun kemunculan kembali kasus domestik.
China telah menerapkan kebijakan nol-COVID yang dinamis, yang pada intinya adalah deteksi dini dan langkah-langkah respons cepat untuk menghentikan penyebaran virus yang berkelanjutan di lingkungan masyarakat demi melindungi kesehatan dan kehidupan masyarakat secara maksimal.
Matthews menuturkan bahwa melalui pendekatan itu serta langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi yang terus disesuaikan dengan perkembangan terbaru, China telah mencapai kemajuan strategis besar melawan COVID-19.
"Saya rasa sebagai negara padat penduduk dengan warga lanjut usia dalam jumlah besar, pembangunan yang tidak seimbang di antara berbagai wilayah, dan sumber daya medis yang tidak mencukupi, China pasti akan mengalami infeksi dalam skala besar jika melonggarkan upaya pencegahan dan pengendalian epidemi," kata Matthews.
"Kebijakan nol-COVID dinamis China adalah pilihan terbaik dan keputusan tepat bagi negara itu untuk mencegah kasus parah dan kematian dalam jumlah yang sangat besar, yang dapat sangat mengancam pembangunan sosial dan ekonomi serta kesehatan dan keselamatan masyarakat," ujar dia.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service
Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022