Khartoum (ANTARA News/AFP) - Sebuah pengadilan Sudan pada Senin menjatuhkan hukuman mati pada tujuh anggota sebuah kelompok pemberontak Darfur dengan digantung karena mereka telah menyerang konvoi tahun lalu dan membunuh lebih dari 50 tentara yang mengawalnya, kata media negara.

"Pengadilan khusus untuk kejahatan di Darfur pada sidang pagi hari ini di markas besarnya di El Fasher, ibu kota Darfur Utara, telah menjatuhkan hukuman mati dengan digantung pada tujuh anggota Gerakan Keadilan dan Persamaan (JEM)," kata kantor berita resmi Sudan (SUNA).

Dari 10 terdakwa dalam pengadilan itu, tiga orang terhindar dari hukuman mati dan ditempatkan dalam tahanan, karena mereka di bawah usia tanggung jawab kriminal.

Menurut laporan itu, serangan pada Januari 2010 dilancarkan terhadap konvoi yang sedang melakukan perjalanan dari Khartoum ke Nyala di Darfur Selatan, dimana pemberontak JEM telah membunuh komandan konvoi itu dan 53 tentara serta mencuri truk bahan bakar dan pasokan makanan.

Orang-orang yang dihukum itu telah mengajukan banding terhadap hukuman tersebut, yang harus disetujui oleh pengadilan tinggi di Khartoum.

Kelompok pemberontak itu mengecam dengan keras hukuman tersebut, mengatakan pengadilan itu melanggar konvensi internasional dan meminta kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk turun tangan.

"Kami minta pada kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk campur tangan mendesak guna menyelamatkan hidup para tawanan itu dari rezim genosidal," kata JEM dalam sebuah pernyataan.

Sedikit-dikitnya 300.000 orang telah tewas sejak konflik Darfur pertama meletus antara pemberontak non-Arab dan rezim Khartoum yang didominasi Arab, menurut PBB, dan 1,9 juta orang masih terlantar.

Berbeda dengan hitungan PBB, pemerintah Sudan menyebutkan korban tewas hanya 10.000 orang dan mereka menyalahkan kurangnya keamanan di Darfur pada konflik suku, pasukan bersenjata minoritas dan kejahatan.

JEM adalah kelompok pemberontak Darfur yang paling dipersenjatai dengan baik, dan pemimpinnya, Khalil Ibrahim, mengatakan bulan lalu setelah pulang ke wilayah itu dari pengasingan di Libya bahwa orang-orangnya telah bekerja dengan kelompok-kelompok bersenjata lainnya untuk menggulingkan rezim Sudan di Khartoum.
(Uu.S008/C003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011