Temannya itu mendengar korban berteriak minta tolong.

Bantul (ANTARA News) - Dwi Ardiyanto, seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pancasila 2 Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Senin siang tenggelam di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ketua tim pencarian dan penyelamatan (SAR) Pantai Parangtritis, Ali Sutanto, di Bantul, Senin, membenarkan informasi pelajar asal Wonogiri itu tenggelam karena terseret ombak saat berenang terlalu jauh dari bibir pantai Parangtritis.

"Kejadiannya kira-kira sekitar pukul 14.00 WIB. Menurut pengakuan teman-temannya, korban (Dwi Ardiyanto) sebenarnya sudah diingatkan agar tidak terlalu ke tengah, namun tampaknya peringatan itu tidak diindahkan," kata Ali Sutanto.

Menurut dia, korban datang ke Pantai Parangtritis bersama rombongan sekolahnya pada pukul 13.30 WIB. Rombongan tersebut terdiri atas 35 siswa dan lima guru.

Ketika sampai di pantai, sebagian rombongan ada yang melaksanakan salat Dhuhur di masjid terdekat, sementara 20 siswa termasuk korban (Dwi Ardiyanto) memilih langsung bermain di pantai.

"Saat kejadian memang ada teman yang berada di dekat korban. Temannya itu mendengar korban berteriak minta tolong," katanya menirukan teman korban yang saat kejadian hanya berjarak sekitar dua meter dari korban.

Namun karena ombaknya cukup deras, teman korban itu tidak bisa meraih tangan korban alih-laih kemudian melapor ke anggota tim SAR pantai.

Mendapat laporan adanya kecelakaan laut, kemudian pihaknya langsung mengerahkan sekitar 20 anggota tim SAR Parangtritis dengan dibantu anggota Polisi Air dan Udara (Polairud) DIY untuk melakukan pencarian.

"Waktu kejadian, dua anggota kami yang biasa berpatroli di pantai juga sedang salat Dhuhur," katanya.

Hingga sore tadi tim SAR masih melakukan pencarian, dan menurut Ali karena situasinya belum memungkinkan untuk menerjunkan kapal, pencarian sementara menggunakan jaring gedog yang ditebar di sepanjang pantai lokasi kejadian.

"Dugaan sementara, korban terseret arus balik ke selatan dan tersedot pusaran palung laut, maka kami menggunakan jaring. Sebab, kemungkinan jasad korban masih berada di dasar palung," katanya.

Menurut Ali, tipikal palung di Pantai Parangtritis memang sering berpindah-pindah dan jaraknya cukup dekat dengan bibir pantai, dan tidak jauh palung yang biasanya muncul sudah dipasang papan larangan mandi.

"Sayangnya, meski larangan berenang sudah dipasang di sejumlah titik rawan, tetap saja ada pengunjung yang tidak mengindahkan," katanya.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011