"Mudik kemarin itu lumayan sih penjualannya agak banyak, karena pas mudik kan banyak yang mampir ke sanggar untuk beli oleh-oleh topeng, gantungan kunci, tempelan tembok, sama wayang golek cepak juga," ujar Manajer Sanggar Jaka Baru Sadim saat ditemui ANTARA pada Minggu (8/5).
"Kemarin itu topeng aja keluar 20-30 set pas musim mudik, kalau wayang mungkin sekitar 10. Nah kalau arus balik ada, hanya tidak seramai waktu mudik," lanjut dia.
Sadim mengatakan, satu topeng dihargai Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Sementara itu, wayang cepak dihargai Rp1 juta hingga Rp5 juta rupiah, bahkan para kolektor seni tradisi bisa menawar hingga Rp8 juta.
Sadim menuturkan, kebanyakan pembeli saat musim mudik dan arus balik berasal dari Jakarta, Bandung, Brebes, Tegal, dan kota-kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan, kata dia, pembeli dari luar negeri juga ikut memborong satu peti wayang golek cepak yang berisi 100 wayang.
"Pas mudik kemarin juga ada orang Amerika beli satu peti wayang cepak. Satu peti isinya 100 wayang, dihargai Rp95 juta," kata Sadim.
Sebagai informasi, wayang cepak atau wayang papak merupakan kesenian wayang yang berkembang di Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya. Perbedaannya dengan wayang golek adalah wayang cepak memiliki bentuk seperti mahkota di kepalanya.
Hingga saat ini, Sanggar Jaka Baru telah menjual kerajinan tradisional termasuk wayang dan topeng hingga ke mancanegara seperti Jepang, Amerika, Belgia, Australia, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Baca juga: Dalang senior Ki Anom Suroto dorong pelestarian seni pewayangan
Baca juga: Kemenparekraf dukung pemanfaatan wayang sebagai atraksi wisata budaya
Baca juga: Sanggar Paripurna Bona pentaskan wayang golek modern dengan animasi
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022