Salah satu yang berhasil mereka kembangkan adalah teknologi kesehatan dan teknologi kedokteran. Mereka bahkan sudah melakukan ekspor ke sejumlah negara maju, bukan hanya ke Indonesia. Sedangkan Indonesia justru masih dominan impor

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel saat kunjungan muhibah ke Teheran, Iran mengajak masyarakat Indonesia untuk mempelajari kemandirian dalam menguasai teknologi dari negeri tersebut.

"Akibat tekanan embargo yang panjang, Iran telah mampu mengembangkan sendiri beragam teknologi, salah satunya teknologi kedokteran. Kita bisa belajar dari Iran dalam membangun kemandirian teknologi ini. Bangsa yang maju adalah bangsa yang bisa mandiri dalam sejumlah hal yang mendasar,” kata Gobel dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Minggu.

Pernyataan Gobel itu dikemukakannya saat bertemu dengan perusahaan teknologi kedokteran Meditech. Gobel beserta rombongan bertemu jajaran pimpinan Meditech yang dipimpin Chief Executive Officer (CEO) Khalil Torkan pada Jumat (6/5).

Kunjungan ke Iran merupakan tindak lanjut hasil pertemuan Gobel dengan delegasi parlemen Iran saat pertemuan Inter Parliamentary Union (IPU) di Bali pada Maret 2022. Saat itu, delegasi parlemen Iran mengundangnya untuk berkunjung ke Iran.

Menurut Gobel, terdapat filosofi membuat produk dan membangun sumber daya manusia. Ia menjelaskan Indonesia bisa belajar dari banyak bangsa tentang pembangunan sumber daya manusia.

Gobel menambahkan Iran adalah bangsa yang berhasil membangun kemandirian teknologi akibat terkena embargo dunia.

"Salah satu yang berhasil mereka kembangkan adalah teknologi kesehatan dan teknologi kedokteran. Mereka bahkan sudah melakukan ekspor ke sejumlah negara maju, bukan hanya ke Indonesia. Sedangkan Indonesia justru masih dominan impor untuk alat kesehatan maupun obat-obatannya. Iran menawarkan kerja sama agar Indonesia juga bisa memproduksi teknologi kedokteran ini di Indonesia,” kata dia.

Menurut Gobel, salah satu faktor lahirnya UU Cipta Lapangan Kerja adalah agar Indonesia bisa mandiri dalam mengembangkan industrinya.

“Tawaran Iran ini tentu menarik. Karena jangan sampai investasi yang masuk ke Indonesia hanya investasi yang tidak banyak memberikan nilai tambah. Kita butuh investasi yang padat modal dan padat teknologi, salah satunya di bidang teknologi kedokteran ini,” katanya.

Dia mengatakan masa depan dunia akan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu masalah pangan dan masalah kesehatan.

“Akibat perubahan iklim dan juga politik global, saat ini dunia sedang menghadapi gejolak pangan. Dunia juga masih dihantam badai virus corona. Jadi Indonesia harus bisa mandiri dalam dua hal tersebut,” ujar dia.

Sementara itu, CEO Meditech menjelaskan pihaknya telah melakukan kerja sama dengan Indonesia yaitu dengan Kementerian Kesehatan, Indofarma, RS Hasan Sadikin Bandung, dan RS Sardjito Yogyakarta.

Menurut Khalil, Meditech mengembangkan enam bidang teknologi kedokteran, yaitu teknologi kedokteran jantung, implan tulang belakang, neurologi, medical imaging and endo surgery, operating room equipment, dan smart solutions and modular operating theatre.

Dia juga mengenalkan salah satu produk andalan yakni perangkat telemedisin yang bisa dioperasikan oleh dokter spesialis dari jarak jauh.

Gobel memimpin delegasi DPR RI untuk muhibah ke Teheran, Iran yang didampingi Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VI Faisol Reza, Wakil Ketua Komisi VI Martin Manurung, Anggota Komisi XI Heri Gunawan, Anggota Komisi XI Fauzi Amro, dan Anggota Komisi XI Charles Meikyansyah.

Selain itu, perwakilan dari Kementerian ESDM yaitu Musfid Gunawan (Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas), Mirza Mahendra (Direktur Teknik dan Lingkungan), serta Andi Rizaldi, staf ahli Menteri Perindustrian, juga turut dalam kunjungan. Duta Besar Indonesia untuk Iran, Ronny Prasetyo Yuliantoro, juga ikut mendampingi mereka.

Baca juga: Perusahaan Indonesia-Iran bermitra untuk pengadaan alat hemodialisa
Baca juga: Rachmat Gobel dukung keberpihakan Presiden pada produk dalam negeri
Baca juga: DPR RI minta Jepang dukung pembangunan IKN

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022