Bekasi (ANTARA News) - Ratusan murid kelas I sampai VI SDN Pedurenan 02, Kecamatan Mustikasari, Bekasi, sejak dua bulan lalu terpaksa mengikuti proses belajar mengajar di emperan rumah warga setempat karena pembangunan sekolah terbengkalai.
Pembangunan sekolah itu dihentikan karena tutupnya anggaran pada tahun 2005, kata Wakil Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Pedurenan-02, Esi Kurniasih di Bekasi, Kamis.
Murid kelas V A dan V B itu belajar di emperan rumah Ketua RW 02, Nacep, dekat sekolah tersebut. Jika turun hujan deras, mereka lari pontang-panting bahkan mengakibatkan buku basah terguyur air.
"Kalau cuaca lagi cerah tidak ada masalah, tapi kalau hujan saya terpaksa meliburkan mereka, habis mau belajar kemana lagi," katanya.
Emperan rumah warga yang dimanfaatkan ratusan murid itu untuk berlantai tanah dan tidak ada dinding penyekat. Deretan bangku dan kursi disusun untuk menunjang aktivitas mereka dilengkapi sebuah papan tulis yang kondisinya sudah kurang layak pakai.
Kendati dalam kondisi seperti itu, ratusan murid tidak menunjukkan rasa kecewa bahkan terlihat tetap bersemangat.
"Kalau cuaca cerah ya nggak apa-apa. Tapi kalau cuaca tidak bagus, seperti turun hujan, terpaksa libur," kata Roji (11) murid kelas V yang rumahnya tidak jauh dari sekolah.
Kepala SDN Padurenan 02, Dahmad Umara, mengatakan emperan rumah warga dijadikan tempat sementara untuk belajar sebagai langkah darurat yang diambil pihak sekolah.
Menurut dia, biaya keseluruhan rehabilitasi sekolah ini diperkirakan mencapai Rp434.396.000 bersumber dari Anggaran Belanja Tambahan (ABT) APBD 2005 dengan pelaksana proyek CV Rizal Putra Mandiri.
"Sekarang yang dibangun baru pondasi dan tiang pancang, nilainya sekitar Rp70 jutaan," ujarnya.
Bila pembangunan sekolah itu selesai, maka sekolah yang semula hanya memiliki tiga ruang belajar akan menjadi tujuh ruang kelas, walaupun idealnya sembilan lokal karena jumlah siswa 601 orang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006