Peningkatan PMI Manufaktur menunjukkan efektivitas bauran kebijakan penanganan pandemi COVID-19 serta kecepatan vaksinasi yang semakin baik telah mampu memberikan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas...Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu berharap penguatan sektor manufaktur, bersama dengan penguatan ekspor, dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2022.
Adapun Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan April 2022 melanjutkan ekspansi, bahkan meningkat ke level 51,9 dari level 51,3 pada bulan Maret 2022.
“Peningkatan PMI Manufaktur menunjukkan efektivitas bauran kebijakan penanganan pandemi COVID-19 serta kecepatan vaksinasi yang semakin baik telah mampu memberikan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas, terutama dalam menghadapi Ramadhan dan persiapan menyambut Idul Fitri," ucap Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Keberlanjutan pemulihan ekonomi diharapkan dapat terus terjaga, didukung oleh penguatan permintaan pada Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang sejalan dengan kebijakan cuti bersama dan mudik Lebaran.
Baca juga: Kemenkeu: Penguatan PMI manufaktur gambarkan pemulihan terus berlanjut
Seiring dengan peningkatan permintaan tersebut, pelaku usaha terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan terus membuka lapangan kerja baru dan
menambah persediaan. Pembukaan lapangan kerja tercatat berada pada indeks tertinggi sepanjang sejarah, setidaknya dalam 11 tahun terakhir.
Selain itu, kata dia, pembelian pasokan juga terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi yang diprediksi masih terus bertahan pada masa pemulihan ekonomi.
Baca juga: Menperin: Kenaikan PMI Manufaktur dukung solidnya pertumbuhan ekonomi
Secara umum pelaku usaha industri manufaktur Indonesia masih optimis dengan laju ekspansi ke depan. Penguatan konsumsi masyarakat serta permintaan ekspor diharapkan tetap berada pada tren positif dalam beberapa waktu ke depan.
Meskipun demikian ia mengingatkan tekanan harga yang meningkat akan menjadi risiko utama bagi keberlanjutan laju ekspansi manufaktur dunia, termasuk Indonesia.
“Agar keberlanjutan penguatan konsumsi dan produksi tetap terjaga di tengah tekanan harga, pemerintah hadir baik melalui intervensi harga dan non-harga seperti dalam bentuk perlindungan sosial untuk masyarakat miskin dan rentan, serta koordinasi yang kuat antar lembaga untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan dari masyarakat,” tutur Febrio.
Baca juga: Kemenperin: PMI Manufaktur RI ekspansif, lampaui Korsel dan Rusia
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022