Painan (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberikan bantuan dana Rp12,4 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, untuk percepatan rehabilitasi pascabanjir besar 3 November 2011.
Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh Menkokesra Agung Laksono kepada Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit melalui Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Pasir Putih, Jumat.
Agung mengatakan, dana tersebut dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk perbaikan jalan dan rumah masyarakat yang hancur akibat banjir bandang 3 November lalu.
"Khusus untuk perbaikan dan peningkatan status pembangunan jalan alternatif Lakuk Kambang, Kecamatan Lengayang, menjadi jalan nasional, dana tersebut dapat dimanfaatkan Rp10 miliar, sedangkan sisanya Rp2,4 miliar gunakan untuk bantuan pembangunan rumah korban yang hancur atau hanyut," ujar Agung Laksono.
Perbaikan dan pembangunan jalan alternatif agar dapat diselesaikan sesegeranya dengan dana yang telah dialokasikan, sehingga masyarakat kembali dapat beraktivitas demi pemulihan ekonominya pascabencana.
Percepatan pembangunan jalan alternatif itu, katanya, penting dilakukan karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses transpotasi darat yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam beraktifitas.
Dengan terputusnya jalan nasional lintas barat Sumatera di Pasir Putih Kambang akibat banjir bandang sejak 3 November lalu, berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat kabupaten itu. Masyarakat tidak lagi bisa beraktivitas seperti biasa sehingga menyebabkan tersendatnya perekonomian.
Agung mengimbau, masyarakat harus mewaspadai bencana yang dimungkin timbul pada musim hujan seperti saat ini. Sesuai dengan prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, setiap bulan September hingga Desember memungkinkan akan turun hujan dengan curah tinggi.
Dengan demikian, kata dia, karena daerah ini rawan segala bencana akibat curah hujan, masyarakat harus mewaspadai segala dampak yang dimungkinkan timbul dari bencana itu, terutama masyarakat yang tinggal di daerah paling rawan bencana seperti daerah aliran sungai, pinggir bukit dan daerah rawan lainnya.
"Sesuai dengan letak geografisnya, daerah ini rawan akan segala macam bencana pada musim hujan, mulai tanah longsor, banjir dan lainnya. Karena itu, agar tidak menimbulkan dampak buruk, baik korban jiwa atau korban materi, masyarakat harus waspada," kata Agung.
Kerja sama yang baik dari semua pihak dan masyarakat dalam penanganan dan penanggulangan bencana erlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.
"Tahun depan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana akan diberikan pendidikan tentang bencana, baik saat datang bencana, maupun penanggulangan pascabencana sehingga masyarakat menjadi terbiasa dan tidak canggung lagi bila terjadi bencana," kata Agung Laksono.
(ANT-205/N002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011