Negara Asia Tenggara itu menghapus tes COVID-19 pada saat kedatangan mulai 1 Mei, langkah terbaru yang bertujuan untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang babak belur yang menyumbang sekitar 12 persen dari produk domestik bruto.
Wisatawan diperkirakan menghabiskan antara 630 miliar baht atau senilai 18,35 miliar dolar AS (1 dolar AS = 34,36 baht) dan 1,2 triliun baht tahun ini, kata juru bicara pemerintah Thanakorn Wangboonkongchana dalam sebuah pernyataan, mengutip proyeksi Otoritas Pariwisata Thailand.
Jumlah wisatawan diprediksi akan mencatat peningkatan substansial pada 428.000 kedatangan asing pada tahun 2021, tetapi masih jauh dari hampir 40 juta pengunjung pada tahun 2019 yang menghabiskan sekitar 1,91 triliun baht.
Dari Januari hingga April, Thailand menerima 742.386 turis asing dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat secara signifikan, kata Thanakorn.
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, satuan tugas ekonomi pada Jumat menyetujui perpanjangan dukungan untuk industri perjalanan domestik hingga September mulai Mei, termasuk subsidi pemerintah 40 persen.
Pariwisata domestik diharapkan menghasilkan sekitar 660 miliar baht tahun ini, kata Thanakorn.
Namun demikian, industri pariwisata mungkin tidak kembali ke tingkat prapandemi hingga 2026, menurut gubernur bank sentral Thailand Sethaput Suthiwartnarueput.
Baca juga: RI dorong penguatan kerja sama pariwisata, perdagangan dengan Thailand
Baca juga: Turis asing ke Thailand akan dikenai tarif mulai April
Baca juga: Menko Airlangga: Indonesia pelajari VTL Thailand datangkan turis
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022