Bengkulu (ANTARA News) - Bunga langka endemik Bengkulu, Raflesia Arnoldii, kembali mekar di Cagar Alam Taba Penanjung atau disebut Liku Sembilan, Kabupaten Bengkulu Tengah.
"Untuk pertama kalinya dua bunga dapat ditemukan mekar dalam waktu bersamaan dengan jarak hanya 15 meter. Kami menemukan tiga bunga dalam radius 20 meter, tapi satu bunga sudah layu dan membusuk, sekarang ada dua bunga yang mekar," kata warga setempat yang menemukan bunga mekar tersebut, Anggi, Jumat.
Posisi bunga mekar itu hanya berjarak 100 meter dari jalan lintas yang menghubungkan Kota Bengkulu dengan Kabupaten Kepahiang.
Pengunjung dapat memasuki kawasan hutan dengan panduan warga setempat yang sudah membuat jalan setapak menuju lokasi bunga mekar.
"Kami sudah membuat papan informasi dari kardus bertuliskan `raflesia mekar` dan memasangnya di pinggir jalan sehingga masyarakat bisa melihat bunga mekar ini," katanya.
Sepekan sebelumnya satu bunga raflesia juga mekar di Hutan Lindung Bukit Daun Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.
Koordinator Kelompok Peduli Puspa Langka Tebat Monok, Holidin yang menemukan bunga tersebut mengatakan, dalam tahun ini sudah 13 bunga yang berhasil ditemukan mekar di dalam hutan tersebut.
Saat ini juga masih terdapat enam bonggol atau calon bunga raflesia di sekitar bunga tersebut, dimana satu bonggol diperkirakan mekar dalam waktu dekat.
"Kami perkirakan dalam satu pekan ini satu bonggol sebesar bola kaki akan segera mekar sempurna," tambahnya.
Setiap bunga yang mekar selalu berhasil menarik perhatian pengunjung, terutama pengguna jalan lintas Kota Bengkulu-Kepahiang.
Holidin mengatakan, Hutan Lindung Bukit Daun dan Cagar Alam Taba Penanjung I dan Taba Penanjung II merupakan kawasan hutan yang menjadi habitat asli raflesia.
Namun, seperti kawasan hutan lainnya, hutan lindung itu juga tidak luput dari aktivitas perambahan liar dimana hutan dialihfungsikan menjadi kebun kopi.
Ia mengharapkan pemerintah lebih serius melindungi kawasan hutan itu, sebab keberadaan bunga raflesia turut terancam dengan hilangnya hutan Sumatra, khususnya di wilayah Bengkulu.
(KR-RNI/R014)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011