Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan meski akan mengalami perlambatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 masih cukup tinggi dan diperkirakan bisa mencapai 6,0 persen.
"Perlambatan ekonomi global akan mempengaruhi pertumbuhan Indonesia, meski melambat, ekonomi Indonesia diperkirakan bisa sampai 6,0 persen," kata Fauzi dalam acara Economic Briefing 2012 di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didukung oleh konsumsi, investasi dan ekspor. Namun, karena adanya perlambatan ekonomi dunia, penetrasi ekspor Indonesia juga ikut melambat sehingga sektor konsumsi dan investasi menjadi sandaran bagi pertumbuhan nasional.
Selain itu, pada 2012 diasumsikan bahwa tingkat inflasi berada pada level 5,0 persen, nilai tukar rupiah sebesar Rp8.400 per dolar AS, dan suku bunga Bank Indonesia sebesar 6,0 persen.
Dalam APBN 2012 pemerintah menargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,7 persen, tingkat inflasi sebesar 5,30 persen, nilai tukar rupiah Rp8.800 per dolar AS, harga minyak 90 dolar AS per barel dan "lifting" minyak 950.000 barel per hari.
Fauzi menambahkan, untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat perekonomian agar tidak terkena dampak dari krisis global pemerintah harus terus menggenjot pembangunan proyek-proyek infratsruktur.
"Pembangunan infrastruktur bisa mencegah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai imbas dari krisis global," katanya.
Menurutnya, pembangunan proyek-proyek infrastruktur bahkan bisa mempercepat pertumbuhan Indonesia melebihi target pemerintah yang diasumsikan dalam APBN.
"Jika ingin pertumbuhan meningkat pesat bahkan mencapai 8,0 persen, pemerintah harus memacu pertumbuhan infrastruktur," tegasnya.
Badan Pusat Statistik sebelumnya mencatat bahwa hingga kuartal III 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 6,5 persen dan akan terus menunjukkan tren positif hingga akhir tahun.
(ANT -135/A023)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011