Surabaya (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kehilangan tokoh panutan dengan meninggalnya mantan Sekjen DPP PDIP Soetjipto di Rumah Sakit Darmo, Kota Surabaya, Kamis pukul 17.10 WIB.
"Kami kehilangan tokoh panutan di PDIP, apalagi Pak Tjip pernah memimpin PDIP Jawa Timur. Saya sendiri dikabari Bu Tjip (istri almarhum), dan saya langsung ke Rumah Sakit Darmo untuk memberi penghormatan terakhir," kata sesepuh PDIP Jatim L Soepomo kepada ANTARA per telepon.
Menurut dia, Pak Tjip merupakan sosok yang patut dicontoh, karena almarhum sudah mampu secara ekonomi sebelum terjun ke dunia politik.
Oleh karena itu, kata dia, Pak Tjip memberikan teladan yang baik kepada para politisi.
"Beliau jujur. Sebagai pemimpin, beliau mengajarkan untuk tidak memasukkan keluarga dalam partai untuk sekadar memanfaatkan kesempatan. Istri, adik, dan kakak almarhum pun tidak ada yang memakai fasilitas dia," katanya.
Ia menyebutkan Wisnu Sakti Buana yang merupakan anak almarhum yang aktif di PDIP Kota Surabaya. Anak almarhum itu berpartai dengan aktif dari bawah hingga ke tingkat Kota Surabaya.
"Anak beliau tidak menggunakan `katabelece"` almarhum. Beliau pun ke DPR RI, karena ingin menjaga jarak dari keluarganya di Jatim, meski beliau sempat menjadi Gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2008 yang berpasangan dengan Ridwan Hisjam atas dorongan DPP PDIP," katanya.
Pak Tjip menjalani perawatan sejak tanggal 27 Sepember 2011 di RS Darmo, namun sejak Kamis sekitar pukul 16.00 WIB diketahui dalam keadaan kritis, akibat penyakit stroke yang dialaminya sehingga akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 17.10 WIB.
Tokoh asal Trenggalek, Jawa Timur itu menempuh studi di Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Bersama Insinyur Ryantori, ia menemukan teknik fondasi konstruksi sarang laba-laba dan sejak 2004 pemilik paten pondasi konstruksi sarang laba-laba adalah PT Katama Surya Bumi yang merupakan jaksa kontruksi milik almarhum.
Pondasi sarang laba-laba itu terbukti aman dari gempa dan telah terbukti pada gempa di NAD, Sumatera Barat, Bengkulu, Manokwari, dan daerah rawan gempa lainnya.
Oleh karena itu, dalam jangka dua tahun (3 Desember 2007 hingga 1 Desember 2009), almarhum menerima lima penghargaan, salah satunya Penghargaan Upakarti dengan kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa.
Rencananya, Ketua DPP PDIP periode 2005-2010 yang disemayamkan di rumah duka Jalan Pakis, Tirtosari Nomor 18 Surabaya itu, dimakamkan di Pemakaman Umum Keputih Surabaya pada Jumat (25/11) pukul 09.00 WIB.
(T.E011/M008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011