Jakarta (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa kebijakan moneter Indonesia harus diarahkan ke penurunan tingkat inflasi, sehingga keputusan Bank Indonesia (BI) untuk terus menerapkan kebijakan uang ketat sampai inflasi turun dianggap sudah benar. Demikian salah satu kesimpulan yang dikemukakan oleh IMF dalam Public Information Notices (PINs) yang diakses dari situs resmi IMF, Kamis. IMF juga mengatakan BI tidak boleh ragu-ragu untuk menaikkan suku bunganya, jika inflasi belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Sehingga jika tekanan inflasi melemah, suku bunga bisa langsung diturunkan. Lembaga keuangan internasional itu juga merekomendasikan bahwa komunikasi yang lebih baik tentang arah kebijakan pemerintah dianggap penting untuk meningkatkan efektifitas kebijakan moneter yang diterapkan. Lembaga itu mengangap kebijakan nilai tukar yang fleksibel sudah cukup efektif di Indonesia untuk mendukung kerangka kebijakan penurunan inflasi. Dengan penekanan pada penurunan defisit anggaran untuk memperbaiki beban utang yang ditanggung publik, IMF menganggap kecenderungan kenaikan defisit anggaran pada 2006 karena perlambatan ekonomi akibat pengaruh dari kebijakan yang diambil pada 2005, tekanan kebutuhan sosial dan infrastruktur dapat dibenarkan. Jika perlambatan ekonomi melebihi perkiraan, IMF membenarkan pemerintah untuk melakukan stimulus fiskal yang lebih kuat melalui penambahan defisit anggaran, dengan terus memperhatikan neraca pembiayaan dan keyakinan pasar. IMF juga menganggap kebijakan menyesuaikan harga minyak domestik sebagai langkah positif untuk mencapai kestabilan fiskal. Namun, lembaga itu juga menekankan pentingnya jaringan pengaman yang tepat sasaran dan efektif untuk melindungi masyarakat miskin akibat kenaikan tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2006