Pekanbaru, (ANTARA Sumatera) - Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang berhasil ditangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Dumai-Rokan Hilir (Rohil) akhirnya mati, diduga karena stres.
"Kita sudah berusaha melakukan pengobatan terhadap harimau ini dan rencananya juga akan kita lepas ke Taman Nasional Bukit Tigapuluh Kabupaten Indragiri Hulu," ujar Kepala Resort BKSDA Dumai-Rohil, Jusman yang dihubungi ANTARA dari Pekanbaru, Kamis (23/2).
Dikatakannya, pada kaki dan kepala harimau itu juga terdapat luka yang diperkirakan karena harimau itu terus menerus berontak dan berusaha melepaskan diri dengan membentur jeruji-jeruji besi perangkapnya.
"Selain stres dia juga sepertinya mogok makan, setiap diberi makan nggak pernah disentuhnya," ujar dia lagi.
Menurut dia lagi, sejak ditangkap pada Rabu (15/2) lalu kondisi harimau itu juga sudah tidak sehat. "Sejak ditangkap, memang kondisinya sudah tidak sehat, mungkin luka-luka yang ada karena perkelahian antarsesama harimau di hutan," ujarnya lagi.
Menjawab di mana bangkai harimau itu sekarang, dia mengatakan harimau itu selanjutnya akan diopset (diawetkan) untuk dijadikan barang bukti. "Harimau itu akan diopset untuk dijadikan barang bukti," ujarnya lagi.
BKSDA Resort Dumai-Rokan Hilir (Rohil) beberapa waktu lalu berhasil menangkap seekor harimau sumatra di wilayah HPH PT Diamond Timber Kabupaten Rohil.
Penangkapan itu atas permintaan masyarakat yang resah karena harimau-harimau yang ada di sekitar lokasi itu sering mengganggu bahkan sudah pernah memangsa penduduk setempat.
Harimau sumatera yang ditangkap itu diperkirakan berumur 4-5 tahun dengan panjang 1,5-2 meter dan berat 60 kg, ketika ditangkap BKSDA belum bisa melepas ke habitatnya karena masih menunggu petunjuk dari BKSDA Provinsi.(*)
Copyright © ANTARA 2006