Makassar (ANTARA News) - Satu keluarga yang tewas dalam bencana tanah longsor di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu lalu (18/2), hari ini jenazahnya dipulangkan ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan. Jenazah Happy Grandy (52) dan istrinya Lily Gunawan (42) tiba di rumah duka di Jalan Bambapuang, Makasar sekitar pukul 09.30 WITA, sementara dua jenazah anak mereka yakni Andreas Grandy (23) dan Ronald Grandy (15) hingga berita ini diturunkan belum tiba. Jenazah dua orang suami istri itu diangkut dari Manado dengan menggunakan pesawat Lion Air. Suasana duka menyelimuti rumah sederhana milik keluarga Happy Grandy, putera Makassar keturunan Tionghoa yang lahir di Paottere itu. Dua peti berwarna coklat tua membentang melintang di ruang tamu berukuran sekitar 3 x 5 meter itu. Foto korban Happy dan isterinya terpampang di depan peti jenazah masing-masing. Pihak keluarga masih menunggu dua peti jenazah anak mereka yang menurut rencana tiba dari Manado Kamis siang ini, sebelum mereka dikebumikan secara bersamaan di pekuburan Bolangi, Gowa, hari Jumat (24/2). Isak tangis pengunjung mewarnai suasana duka yang dirasakan warga sekitar yang terus mengalir ke rumah korban. Kembang-kembang ucapan duka memenuhi rumah beton sederhana yang ditinggalkan Grandy beberapa tahun lalu untuk membuka usaha di Manado. "Korban ini ditemukan tewas tertimbun reruntuhan rumah dan terjepit diantara belahan tanah," ujar Stevy Grandy, adik kandung Happy Grandy mengutip kisah pedih yang menimpa keluarga tersebut. "Hanya satu yang selamat dari keluarga ini, yakni Hilda Grandy (18) karena saat itu, Hilda belum pulang sekolah karena harus ikut les. Pada hari Sabtu (18/2), kisah Stevy (50), sebelum hujan deras mengguyur Manado, Happy Grandy sempat berpesan kepada anaknya Hilda agar sepulang sekolah tidak usah balik ke rumah, tetapi ke rumah pamannya saja. Keluarga ini memang telah berniat meninggalkan perumahan yang mereka huni untuk menghindari bencana, karena rumah mereka terletak di lereng gunung. Hari itu, ke-empat korban yang tinggal di perumahan Handayani, Kelurahan Pertamil, Kecamatan Ranomuut, sedang sibuk mengemasi barang-barangnya dengan maksud untuk mengungsi ke rumah kerabatnya yang dinilai cukup aman dari bencana alam. Namun Happy beserta keluarganya tidak dapat menghindari ajal. Sebelum mereka sempat mengungsi, tanah dalam rumah mereka tiba-tiba terbelah dan ke-4 korban terperosok ke dalamnya. Setelah itu longsoran kemudian menyusul yang membuat rumah mereka roboh dan mereka pun tertimbun tanah. Jenazah ke empat korban ditemukan tim penolong diantara belahan tanah dalam keadaan terjepit, ujar Stevy lagi. Stevy mengisahkan, saat hujan deras mulai mengguyur, seluruh tetangga korban telah berlarian menyelamatkan diri, sementara Happy masih tetap bertahan di dalam rumahnya bersama istri dan anaknya menunggu kedatangan Hilda dengan maksud agar mereka bisa berangkat bersama mengunsgi ke rumah kerabat lainnya. Ketika Hilda pulang ke rumah, ia terkejut melihat banyak orang yang telah berkerumun di sekitar perumahan itu. Saat mengetahui bahwa rumahnya tertimbun longsor bersama kedua orang tua dan saudaranya, Hilda langsung pingsan dan mendapat pertolongan warga setempat. Ke-empat jenazah korban ini baru ditemukan hari Selasa (21/2) dan Rabu (22/2). Mereka akan dikebumikan di Gowa hari Jumat (24/2).(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006