Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) antarBank Jakarta pada Rabu sore tidak bergerak nilainya atau tetap di posisi Rp9.040.

"Sepanjang perdagangan hari ini rupiah sempat melemah. Namun, BI yang masih mengintervensi rupiah di pasar sekunder dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam," ujar pengamat pasar uang Milenium Danatama Sekuritas, Abidin, di Jakarta, Rabu.

Data perdagangan mata uang di pasar spot pada Rabu memperlihatkan rupiah sempat mengalami koreksi hingga ke posisi Rp9.083 per dolar AS.

Abidin mengatakan, rupiah masih dalam tren (bearish). Namun, pihak BI menyatakan bahwa tetap akan berkomitmen menjaga nilai tukar rupiah dalam kisaran posisi aman.

"Idealnya rupiah berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS," ujarnya.

Ia mengemukakan, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dapat menjadi alat yang dapat menjaga rupiah. SBI bisa digunakan BI untuk menyerap likuiditas agar tidak terjadi spekulasi pada dolar AS.

BI diperkirakannya, masih akan terus menjaga rupiah selama krisis ekonomi di kawasan Eropa masih terjadi sehingga mata uang dalam negeri tetap stabil.

Ia mengatakan, sejauh ini BI cukup sukses dalam upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melalui langkah intervensi di pasar valuta asing (valas).

Posisi jumlah cadangan devisa Indonesia saat ini, menurut dia, dianggap masih cukup untuk dijadikan modal menjaga stabilitas rupiah.

Beberapa investor, lanjut dia, telah melepas posisi aset-aset beresikonya seiring berlanjutnya kecemasan atas penyebaran krisis hutang kawasan eropa.

"Kondisi itu akan mendorong dolar AS melanjutkan dominasinya terhadap mata uang dunia termasuk rupiah," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (23/11) tercatat mata uang rupiah tidak bergerak harganya atau tetap di posisi Rp9.035 per dolar AS. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011