Psikologis pelaku pasar saat ini belum terlihat semangat terhadap instrumen investasi di pasar saham, mereka cenderung `cash in`
Jakarta (ANTARA News) - Krisis eropa yang masih berlanjut dapat memicu pelaksanaan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2012 akan kurang ramai.
"Jika pada 2012 krisis eropa masih berlanjut diperkirakan bursa saham masih bergejolak, sehingga pelaksanaan IPO pada tahun depan akan kurang ramai dikarenakan perusahaan tidak mau mengambil risiko," ujar Kepala Riset dari Phintraco Securities, Ferawati, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, kondisi pasar saham yang tidak kondusif berdampak pada psikologis pelaku pasar, dan emiten yang telah merencanakan untuk melepas sahamnya ke publik pada 2012 melalui mekanisme IPO juga diperkirakan akan menunda dikarenakan perkiraan respons dari investor belum tinggi.
"Psikologis pelaku pasar saat ini belum terlihat semangat terhadap instrumen investasi di pasar saham, mereka cenderung `cash in`," ujar dia.
Meski dampak dari krisis eropa belum terasa signifikan bagi Indonsia, lanjut dia, lambat laun ekonomi dalam negeri juga akan terkena imbasnya.
Ia menambahkan, penundaan IPO perusahaan itu lebih disebabkan kebutuhan pendanaan yang dikhawatirkan akan kurang maksimal jika tetap memaksakan.
"Selain itu, saat harga saham perdana dicatatkan atau dilepas ke pasar perdana dikhawatirkan akan mengalami penurunan mengikuti penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) jika pada waktu bersamaan mengalami koreksi. Kondisi ini yang memicu minat investor dalam menyerap harga yang ditawarkan cenderung berkurang," kata dia.
Meski demikian, kata Ferawati, masih ada peluang bagi perusahaan yang akan melaksanakan IPO di sektor pertambangan.
"Masih ada sentimen positif pada perusahaan sektor pertambangan untuk melaksanakan IPO, seperti kita tahu saham yang menjadi primadona di pasar modal Indonesia adalah perusahaan sektor pertambangan, namun dengan catatan perusahaan itu harus sehat dan mempunyai fundamental positif," ujar dia.
Ia menambahkan, peringkat "investment grade" (negara yang layak untuk investasi) yang diperkirakan di dapat pada tahun depan akan memicu psikologis pelaku pasar kembali bergairah untuk kembali masuk ke pasar saham.
Sementara, Direktur Utama BEI, Ito Warsito mengatakan, koreksi pasar yang terjadi saat ini dinilai akan dapat menawarkan potensi kenaikan yang lebih tinggi bagi pelaku pasar serta menjadi momentum yang tepat untuk masuk ke pasar saham.
"Krisis Eropa yang terjadi juga tidak lepas dari perhatian Pemerintah yang juga telah mengantisipasi dengan memperbanyak instrumen pasar modal," kata dia.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011