Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono menekankan pentingnya menjaga fungsi hutan untuk mengembalikan keseimbangan ekologi dan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.

Menurut Wapres saat memberikan sambutan dalam acara Kongres Kehutanan Indonesia V 2011 di Jakarta, Selasa, pemanfaatan hutan di Indonesia harus mengedepankan prinsip berkelanjutan, yakni dengan tetap mengutamakan penjagaan fungsinya.

"Hutan bukan tidak boleh dimanfaatkan, tetapi pemanfaatannya harus berkelanjutan," kata Wapres dalam acara kongres yang juga dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Suswono.

Menurut Wapres, semua pihak harus mencari cara-cara pemanfaatan hutan yang tetap dapat menjaga fungsi hutan.

"Kita harus mencari cara-cara pemanfaatan hutan kita, yang tetap dapat menjaga fungsi hutan. Dengan cara berpikir baru, dengan teknologi baru cara-cara seperti ini sangat dimungkinkan," katanya.

Wapres menyebutkan, sebelumnya sektor kehutanan di Indonesia tercatat sebagai salah satu sektor penyumbang utama bagi pertumbuhan ekonomi nasional, industrialisasi, dan penciptaan lapangan kerja.

Namun, akhir-akhir ini peran sektor kehutanan dalam konteks perekonomian nasional, sudah sangat merosot. Banyak lahan hutan yang beralih fungsi dan menyebabkan keseimbangan ekologi terganggu.

Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor terjadi karena ketidakseimbangan ekologi dan semua pihak harus menanggung beban tersebut.

Wapres juga mengingatkan, di Indonesia lebih dari 60 persen emisi karbon penyebab pemanasan global berawal dari ektor kehutanan.

"Pemanasan global adalah masalah dunia. Tetapi jangan kita lupakan bahwa yang pertama dan yang utama akan menanggung dampak dari perubahan iklim, pemanasan global, peningkatan permukaan laut adalah negara kepulauan seperti Indonesia," katanya.

Wapres mengatakan tugas paling mendesak saat ini adalah bagaimana pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat mengambil langkah-langkah bersama untuk menangani daerah-daerah yang terlanjur rusak karena pengelolaan di masa lalu atau pengelolaan yang buruk.
(H017/A023)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011