"Kebocoran Bendungan Saddang jika tidak ditangani serius oleh pemerintah setempat maupun Pemprov Sulsel, maka ratusan hektare sawah di Pinrang akan gagal panen," kata Mustamin, Ketua Kelompok Tani Sawitto di Kabupaten Pinrang, Selasa.
Dia mengatakan, untuk sementara pemerintah setempat hanya menggunakan karung pasir guna menahan kebocoran di sejumlah titik kebocoran bendungan itu.
Namun, kondisi itu dinilai tidak akan bertahan lama, jika volume air semakin meningkat pada musim hujan.
"Mungkin saat ini masih bisa diatasi, karena baru memasuki musim hujan, namun jika pas musim hujan dengan volume air yang lebih besar, bisa saja Bendungan Saddang bobol," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Sulsel Rahman Daeng Tayang mengatakan, pemerintah harus lebih serius menangani permasalahan yang ditimbulkan Bendungan Saddang.
Alasannya, ribuan ha sawah yang ada di sekitar bendungan dari beberapa daerah yakni Kabupaten Pinrang, Sidrap, Enrekang dan Parepare, sedikit banyaknya pengairannya tergantung dari bendungan itu.
"Yang bersentuhan lansung adalah Kabupaten Pinrang, karena itu pihak yang berwenang atau pemerintah setempat, termasuk Pemprov Sulsel dan pemerintah pusat harus segera mencarikan solusi," katanya.
Menurut dia, program swasembada pangan dan target surplus beras minimal dua juta ton di daerah penyanggah pangan nasional ini terancam tidak akan berjalan dengan baik, jika kelebihan atau kekurangan volume air untuk pengairan sawah.
Karena itu, lanjut dia, pemerintah harus fokus dan memberikan perhatian untuk perbaikan produksi pertanian di wilayah yang terancam gagal panen seperti Kabupaten Pinrang yang merupakan salah satu daerah sentra beras Sulsel. (S036/M019)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011