Pekanbaru (ANTARA News) - Buah durian "membanjiri" Kota Pekanbaru, Riau, yang umumnya didatangkan para penjual dari provinsi lain.
Berdasarkan pantauan ANTARA, Senin, para pedagang musiman mulai banyak terlihat di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Imam Munandar.
Mereka bukan hanya menjajakan durian di warung, melainkan juga ada yang menjual buah berduri itu di trotoar jalan dengan membentangkan terpal.
Bahkan, ada juga penjual yang berjualan durian di atas mobil bak terbuka.
"Pekanbaru memang tak pernah kehabisan durian, tapi ketika `banjir` durian seperti ini harga bisa lebih murah," kata pedagang buah durian Ajo Tam (39).
Ia menjelaskan, buah durian yang kini banyak berasal dari Provinsi Sumatera Utara, seperti dari daerah Sidikalang, Sibolga dan Silingga. Sedangkan, durian lokal yang ada berasal dari daerah Kabupaten Kampar.
Menurut dia, harga durian berkisar Rp15.000 hingga Rp25.000 perbuah. "Untuk harga tergantung nego dari pembeli," katanya.
Ketika musim durian tiba, dia mengatakan, omzet penjualan bisa mencapai minimal Rp400 ribu hingga Rp2 juta perhari. Namun, dia mengatakan, penjualan kini cenderung masih sepi.
"Walaupun sekarang musim durian, tetapi daya beli konsumen menurun drastis. Apabila buah durian tidak terjual dalam tiga hari itu sama dengan rugi," katanya.
Seorang warga Pekanbaru, Karmila (27), mengatakan buah durian sangat identik dengan Kota Pekanbaru. Musim durian adalah saat yang ditunggu oleh warga karena harga akan lebih murah.
"Kalau di Pekanbaru, makan durian enaknya dimakan dengan pulut atau ketan putih," ujarnya.
Ia mengatakan, durian yang diolah menjadi lempuk atau dodol juga menjadi cinderamata bagi wisatawan yang berkunjung ke Pekanbaru. (F012/S023)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011