Hari ini adalah hari yang penuh kebahagiaan bagi semua umat Muslim,
Kabul (ANTARA) - Afghanistan yang dilanda perang, yang berada di bawah pemerintahan Taliban, pada Minggu (1/5) merayakan Idul Fitri, yang menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan.
"Kami telah menunaikan shalat Idul Fitri dalam suasana damai hari ini," kata Fakhrudin, seorang warga Kabul berusia 35 tahun.
Meskipun sejauh ini tidak ada insiden keamanan yang dilaporkan di seluruh negeri yang dilanda perang tersebut, warga Afghanistan yang lelah dengan perang merayakan Idul Fitri di tengah harapan dan rasa frustrasi selagi langkah-langkah keamanan yang sangat ketat diterapkan oleh personel keamanan di sekitar masjid-masjid di Kabul dan sejumlah kota lainnya.
Juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran memastikan kepada masyarakat bahwa sejumlah langkah keamanan yang ketat telah diterapkan dan salat Idul Fitri telah ditunaikan dalam suasana damai.
"Kami telah diselimuti perang dan kesengsaraan selama 40 tahun terakhir. Kami membutuhkan kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan untuk melupakan kesedihan masa lalu," kata Fakhrudin kepada Xinhua di luar sebuah masjid tempat dia menunaikan shalat.
Beberapa kota di Afghanistan, termasuk ibu kota Kabul, baru-baru ini mengalami serangan teroris mematikan, bahkan di dalam masjid, dalam bentuk ledakan bom yang merenggut banyak nyawa.
Pada Jumat (29/4), sebuah ledakan menghancurkan sebuah masjid di Kabul, menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Setelah penarikan pasukan pimpinan Amerika Serikat dan pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban, perang secara praktis berakhir di negara itu, yang disambut secara luas oleh warga Afghanistan.
"Hari ini adalah hari yang penuh kebahagiaan bagi semua umat Muslim," kata Nawedullah Afzali kepada Xinhua, berharap atas "Eid Mubarak" (perayaan yang diberkahi) bagi umat Muslim di seluruh dunia dan berdoa untuk kembalinya perdamaian dan keamanan abadi di Afghanistan.
Afzali (40) yang datang dari Provinsi Badakhshan, Afghanistan utara, untuk menunaikan salat Idul Fitri di masjid bersejarah Shah-e-Doshamshira di Kabul, mengungkapkan kebenciannya terhadap perang.
"Ini adalah harapan saya untuk melihat kami, warga Afghanistan, bersatu dan berhenti menumpahkan darah kami," tutur Afzali.
Sejumlah pemuka agama, dalam khotbah mereka, juga mendoakan kembalinya perdamaian yang layak di negara mereka, selain menyerukan kepada warga Afghanistan dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu dan membantu membangun kembali Afghanistan yang dilanda perang. Selesai
Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022