Kerinduan kampung halaman terobati dengan tradisi rakik-rakik
Lubukbasung, (ANTARA) - Para pemuda dari masing-masing kejorongan di Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyambut Idul Fitri 1443 Hijriyah dengan tradisi rakik-rakik yang terbuat dari bambu dan dipasang lampu untuk memeriahkan malam takbiran pada Minggu (1/5) malam.
Ketua Pemuda Jorong Bancah, Nagari Maninjau, Romi Pasla di Lubukbasung, Senin mengatakan tradisi rakik-rakik dilaksanakan para pemuda yang merupakan utusan dari empat jorong di nagari itu.
"Hanya empat unit rakik-rakik yang baru selesai dan satu lagi dalam proses pembuatan," katanya.
Ia mengatakan, tradisi rakik-rakik malam Idul Fitri sebagai tradisi warisan masyarakat salingka Danau Maninjau.
Rakik-rakik itu dihiasi dengan berbagai dekorasi dan diberi lampu, sehingga menjadi menarik dilihat.
Ini menjadi kebiasaan masyarakat, pemuda dan perantau yang pulang kampung.
"Kebahagiaan kami adalah di saat perantau pulang, bisa menikmati keindahan karya seni rakik-rakik ini dan membuat mereka senang dan bahagia. Kerinduan kampung halaman terobati dengan tradisi rakik-rakik ini. Kesan ini jelas akan selalu menjadi obat rindu dan memberi kesan terindah saat hendak kembali ke rantau," katanya.
Sementara Pegiat Wisata Danau Maninjau Rudi Yudistira menambahkan pada tahun ini ada dua nagari atau desa adat yang mengadakan tradisi rakik-rakik itu.
"Selain empat rakik-rakik di Nagari Maninjau, juga ada tiga rakik-rakik dari Nagari Tanjung Sani dan acara puncak pada Senin (2/5) malam," katanya.
Ia mengakui, tradisi ini bisa menarik kunjungan wisata ke daerah itu dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Untuk itu, tradisi tersebut perlu dikemas sebaik mungkin ke depannya.
Baca juga: Pemkab Agam Safari Ramadhan ke 40 masjid terapkan prokes
Baca juga: H-3 Lebaran jalur mudik di Agam diperkirakan rampung, siap dilintasi
Baca juga: Dishub catat tiga titik rawan macet di Agam saat mudik
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022