Yogyakarta (ANTARA News) - Gerakan Indonesia Mengajar yang mengirim pengajar muda ke daerah pelosok semakin dikenal oleh masyarakat, kata Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar Anies Baswedan di Yogyakarta, Minggu.
"Dulu saat angkatan pertama pengajar, Gerakan Indonesia Mengajar kesulitan mencari daerah karena orang belum mengenal gerakan ini. Namun, saat ini banyak daerah yang meminta tenaga pengajar dari Gerakan Indonesia Mengajar," kata dia.
Dia mengatakan banyak daerah di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil yang membutuhkan tenaga pengajar.
"Kebutuhan guru atau tenaga pengajar yang selalu bertambah bukan hal baru di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia Mengajar akan terus mengirim pengajar muda untuk memenuhi kebutuhan di daerah terpencil," katanya.
Menurut dia, pengiriman tenaga pengajar muda dilakukan bergantian setiap tahun.
"Pengiriman pengajar dilakukan secara estafet atau diteruskan ke angkatan berikutnya. Untuk pengajar muda angkatan pertama sudah kembali ke daerah masing-masing. Indonesia Mengajar telah mengirim penggantinya karena pengajar angkatan pertama telah habis masa tugasnya," katanya.
Ia mengatakan pengajar muda Gerakan Indonesia Mengajar dikirim ke 14 provinsi yang memiliki daerah terpencil.
Menurut dia, keberadaan pengajar muda berdampak positif untuk mengisi kekurangan guru di daerah terpencil.
"Reaksi masyarakat positif. Bahkan, kini semakin dikenal secara meluas," katanya.
Dia mengatakan para pengajar muda mendapatkan dukungan dari Wakil Presiden Boediono.
"Minggu lalu beberapa pengajar muda Gerakan Indonesia Mengajar mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman saat mengajar di daerah terpencil," kata dia.
Sementara itu, para pengajar Gerakan Indonesia Mengajar berasal dari berbagai universitas seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Padjajaran Bandung.
Setiap angkatan bertugas mengajar siswa SD di daerah terpencil selama satu tahun.
(ANT-293/N002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011