Jakarta (ANTARA) - Seorang pemudik di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, bernama Didik membawa burung samyong saat mudik ke kampung halamannya di Pati, Jawa Tengah.

"Saya mudik tapi burungnya tidak ada yang rawat, kasihan, jadi saya bawa pulang dari pada nanti takutnya mati," kata Didik ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Minggu.

Burung mungil dengan corak warga kuning dan hitam itu ditempatkan di dalam sangkar dan ditutupi kain berwarna biru.

Agar tidak stres selama perjalanan darat, dia sudah membawa jangkrik sebagai pakan untuk burung yang baru berusia sekitar empat bulan itu.

"Nanti saya pangku sangkar burungnya di dalam bus," kata pekerja proyek yang baru satu bulan indekos di Halim, Jakarta Timur.

Ia berharap burung favoritnya itu menghibur selama di kampung halaman karena suaranya yang merdu.

Baca juga: Jumlah pemudik di Terminal Kampung Rambutan menurun
Baca juga: PMI nilai kepatuhan masyarakat terhadap prokes tinggi selama mudik

Didik mengaku akan kembali ke Jakarta dua hari usai Lebaran dengan menumpangi salah satu perusahaan otobus dengan harga tiket pulang mencapai Rp550 ribu.

"Lumayan mahal dan agak susah cari tiket tapi memang wajar karena lagi ramai musim mudik," kata Didik yang berangkat didampingi dua orang rekannya.

Sementara itu, arus mudik di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, hingga pukul 12.00 terpantau tidak terlalu padat.

Tidak ada antrean calon pemudik di gerai tiket sejumlah perusahaan otobus (PO).

Mereka tertib menunggu di ruang tunggu keberangkatan untuk masuk bus menuju kota tujuan masing-masing.
Baca juga: Round Up: H-2, Melewati puncak arus mudik

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022