Kemenangan ini bukan karena saya, tetapi berkat doa ibu, istri, keluarga dan teman-teman. Saya bukan apa-apa tanpa mereka dan pelatih saya hebat
Ajang Sea Games tahun ini rupanya menjadi momen yang tidak akan terlupakan bagi pejudo Indonesia kelas 66 kg, Peter Taslim.

Peter berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia dan merupakan emas terakhir Peter di usianya yang menginjak 33 tahun.

Ia berkisah bahwa dirinya sudah bertekad untuk mempersembahkan emas di akhir karirnya sebagai pejudo.

"Saya minta kepada pelatih agar diberi kesempatan untuk mempersembahkan emas terakhir," ungkap Peter.

Impiannya terwujud. Peter berhasil menundukan pejudo asal Thailand, Amornthep Namwiset pada final kelas putra 66kg SEA Games XXVI di Gedung Judo, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (18/11) dengan skor 11-1.

Gemuruh kegembiraan penonton membahana di arena Gedung Judo. Peter bahkan tak kuasa menahan tangis bahagianya. Ia disambut orang-orang tercintanya yang juga tak kuasa menahan air mata kebahagiaan mereka atas kemenangan Peter yang bermain sangat maksimal. Ibu, istri, dua anaknya, saudara, dan pelatih memeluk Peter satu-persatu.

"Kemenangan ini bukan karena saya, tetapi berkat doa ibu, istri, keluarga dan teman-teman. Saya bukan apa-apa tanpa mereka dan pelatih saya hebat," tukas Peter yang juga pernah berlaga di ASEAN Games 2006 itu.

Menurut pelatihnya, Perry Pantouw, Peter dan beberapa pejudo lainnya sempat dikirim ke Jepang selama tiga bulan (Agustus-November) secara khusus untuk persiapan SEA Games.

"Tadi Peter bermain sangat bagus," ujar Perry.

Sebelumnya, pada SEA Games 1997, di Jakarta, Peter juga mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Disusul kemudian pada 2001, ia mempertahanakan medali emas saat SEA Games di Filipina.

Namun, keberuntungan belum berpihak pada Peter di SEA Games berikutnya yang berlangsung di Vietnam tahun 2003. Ia hanya mendapat medali perak. Sebelum ia terbang ke Vietnam, ayahnya yang selama ini selalu mendukung karirnya, meninggal dunia.

Dan di Jakarta, dimana Peter pernah membuka kemenangannya atas medali emas SEA Games 14 tahun yang lalu, di sana juga ia menutup karirnya dengan manis melalui persembahan medali emas pada SEA Games XXVI.



Baju Judo Pertama dari Ayah



Kelahiran Palembang, 14 Oktober 1978, Peter Taslim berkenalan dengan Judo saat duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD).

"Awalnya karena melihat tetangga bermain judo, saya jadi tertarik," kata Peter yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara itu.

Ayahnya, yang memang menginginkan Peter menjadi seorang atlet, langsung membelikannya baju Judo.

Sejak saat itu, ia mulai serius bermain judo dan ikut kejuaraan-kejuaraan di daerahnya, palembang. Peter mengisahkan bahwa ayahnya sangat berperan selama karirnya sebagai pejudo dan tak pernah berhenti memberi dukungan padanya.

Kemudian, saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 1, Peter masuk ke Pelatnas Judo di Ciloto, Puncak, Jawa Barat.

Setelah Peter memutuskan SEA Games XXVI sebagai penampilan terakhirnya, ia berencana akan turut membantu junior-juniornya.

"Saya mau jadi pelatih jika diberi kepercayaan," kata ayah dari Dico Taslim dan Mico Taslim itu.

Kegembiraan terpancar dari wajahnya. Peter menutup karirnya dengan medali emas yang ia persembahkan untuk Indonesia.

"Indonesiaaaa....," teriak Peter yang lalu mencium lambang Garuda di bajunya.


(T.SDP-06/J006)

Pewarta: Monalisa
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2011