"Pengumpulan dana tersebut berasal dari 26 bank pemerintah daerah (BPD) yang tergabung dalam Asbanda," kata Sekretaris Jenderal Asbanda, Moeljanto, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, selama ini pihaknya telah membentuk tim teknis untuk mengkaji pinjaman sindikasi tersebut.
"Kami berani mengucurkan kredit ini karena pembayarannya dijamin pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," ujarnya.
Dalam pembiayaan tersebut, jelas dia, Asbanda hanya menyumbang sekitar 70 persen dari nilai kredit yang ditawarkan. Besaran dana itu digunakan untuk proyek yang berlokasi di pulau Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
"Untuk mendukung proyek ini, kami akan bekerja sama dengan PT Danareksa. Perusahaan itu akan menjadi fasilitator dan sumber informasi bagi Asbanda dalam bekerja sama dengan PLN," katanya menjelaskan.
Pengajuan PT Danareksa dalam proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap kedua ini karena, perusahaan itu sangat berpengalaman dalam bekerja sama dengan PLN saat penerbitan obligasi.
Ia menyatakan, anggota Asbanda punya kemampuan untuk membiayai proyek besar. Hal itu disebabkan, total aset yang dimiliki bank daerah saat ini menempati posisi ketiga dibandingkan bank umum di Indonesia.
"Apalagi, rata-rata tingkat `loan to deposit ratio` (LDR) dari semua BPD saat ini cukup baik, sekitar 70 persen," ungkapnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009