Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk meluncurkan kartu kredit master card untuk melengkapi produk dan jasa BRI yang telah ada saat ini dengan tetap menempatkan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai fokus bisnis.
"Targetnya bukan pada masyarakat kota, tetapi seluruh nasabah BRI yang layak dan membutuhkan kartu kredit untuk menabung atau meminjam," kata Wakil Dirut PT BRI Tbk, Wayan Alit Antara di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, pihak yang berhak menilai kelayakan calon pemegang kartu adalah BRI sendiri sehingga diupayakan kartu kredit itu tidak untuk kepentingan konsumtif melainkan kepentingan produktif seperti belanja modal.
"Kita tidak akan bersaing dengan bank lain seperti Citibank atau bank-bank lain seperti BNI atau Mandiri," katanya.
Untuk memastikan kelayakan, pihaknya akan menekankan pada verifikasi calon pemodal seperti berdasarkan kemampuan membayar atau payment capacity.
Ia menjelaskan, saat ini kartu kredit yang beredar sekitar 10 juta buah. Dengan asumsi satu orang memegang dua kartu, maka baru sekitar lima juta orang pemegang kartu kredit. "Jumlah itu sebagian besar di kota-kota. Penetrasi kartu kredit belum tinggi di masyarakat pedesaan,"katanya.
Sementara itu Direktur Bisnis Ritel dan UMKM BRI, Ventje Raharjo mengatakan, pada 2006, pihaknya hanya menargetkan penerbitan 50 ribu kartu mengingat hingga saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi sistem yang dilakukan.
"Melihat sistem yang masih dicoba-coba dan juga tenaganya masih coba-coba. Kantor cabang juga masih dalam tahap belajar," katanya.
Pada 2006, BRI mentargetkan penerimaan sekitar Rp2 milyar- Rp3 milyar dari sektor kartu kredit sedangkan untuk Fee Based Income (FBE) secara keseluruhan pada 2006, BRI mentargetkan sektiar Rp750 milyar.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006