... sadar bahwa kita semua yang tergabung dalam Asia Timur memiliki obligasi (kewajiban) moral dan harus melakukan tindakan nyata untuk mencapai tujuan bersama baik global maupun regional

Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Pertemuan puncak pemimpin 18 negara di KTT ke-enam Asia Timur telah berakhir di Nusa Dua, Bali, Sabtu sore. Isu sentral yang menjadi agenda utama adalah, tentang politik keamanan, ekonomi dan sosial budaya ini harus bermanfaat nyata bagi rakyat.

Pada tataran diplomatik, terlahir sejumlah dokumen yang menjadi payung hukum kerja sama internasional. Dari situlah lalu dirumuskan langkah praktik kerja sama-kerja sama yang diciptakan, yang langsung bersentuhan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam konferensi pers tentang hasil KTT, Sabtu malam, Yudhoyono menjelaskan beberapa program kerja yang bisa segera dilaksanakan. Di antaranya manajemen bencana dan kerja sama regional untuk merespons bencana alam besar yang terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk peran Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan tentang Pengelolaan Bencana (AHA Center).

Indonesia dan Australia, misalnya, telah pernah bekerja sama saat terjadi tsunami di Aceh pada 2004. "Kita harus pastikan, kita mendapat informasi yang tepat lewat AHA Center sehingga kita bisa memberikan respons yang tepat," katanya.

Terkait dengan bertambahnya negara peserta KTT ke-enam Asia Timur di Bali ditandai dengan keikutsertaan Amerika Serikat dan Rusia untuk pertama kalinya, Presiden Yudhoyono mengatakan, ASEAN akan tetap mampu mempertahankan sentralitasnya. "Saya tidak melihat adanya perubahan terkait dengan peran ASEAN itu," katanya.

Berakhirnya pertemuan puncak 10 pemimpin ASEAN dengan para mitra wicaranya dari Jepang, Korea Selatan, China, India, Australia, Selandia Baru, AS dan Rusia sebagai bagian dari rangkaian KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait sejak 13 November itu juga ditandai dengan kepulangan Presiden Barack Obama dan rombongannya.

Sebelum menaiki tangga pesawat kepresidenan Air Force One yang menerbangkannya kembali ke AS itu, Sabtu sore, Obama sempat bercakap-cakap sejenak dengan Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro dan Dubes RI untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal.

Isu penguatan ekonomi di kawasan Asia Timur, ketahanan pangan, energi dan air, perubahan iklim, ancaman keamanan non-tradisional seperti terorisme, bencana alam dan kejahatan trans-nasional lainnya, serta bagaimana memelihara perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan menjadi agenda KTT ke-enam Asia Timur tersebut.

Presiden Yudhoyono dalam sambutannya sebelum memulai sesi utama KTT ke-enam Asia Timur yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, itu menginginkan pembahasan setiap agenda yang dapat memunculkan peluang-peluang kerjasama baru.


Manfaat bagi rakyat

Kepala Negara juga mengingatkan agar kerja sama Asia Timur membawa manfaat nyata bagi rakyat masing-masing negara anggotanya dan tidak tumpang tindih dengan kelompok kerja sama lain yang telah ada seperti G20 dan APEC.

Tujuan KTT Asia Timur dalam jangka panjang adalah memulihkan kesehatan ekonomi dunia seraya menjaga dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan dan masing-masing negara, sedangkan tujuan jangka menengahnya adalah memajukan ekonomi global secara menyeluruh, katanya.

"Kita sadar bahwa kita semua yang tergabung dalam Asia Timur memiliki obligasi (kewajiban) moral dan harus melakukan tindakan nyata untuk mencapai tujuan bersama baik global maupun regional," kata Presiden Yudhoyono.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 3,8 miliar orang atau lebih dari setengah populasi dunia dan Produk Domestik Bruto (PDB) senilai 3,3 triliun dolar AS atau setengah dari Produk Domestik Bruto dunia, Presiden menyampaikan keyakinannya bahwa kekuatan Asia Timur apabila disatukan akan membawa perubahan pada ekonomi global.

Rangkaian kegiatan para pemimpin 18 negara peserta KTT ke-enam Asia Timur itu terdiri dari sesi utama dan sesi "retreat" yang diawali dengan presentasi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon dan Presiden Bank Pembangunan Asia Haruhiko Kuroda.

Selain Presiden Yudhoyono dan Presiden Obama, rangkaian kegiatan KTT tersebut diikuti Sultan Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, PM Laos Thingsing Thammavong, PM Malaysia Najib Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Aquino III, PM Singapura Lee Hsien Long, PM dan Thailand Yingluck Shinawatra.

Seterusnya PM Australia Julia Gillard, PM China Wen Jiabao, PM India Manmohan Singh, PM Jepang Yoshihiko Noda, dan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, sedangkan posisi PM Selandia Baru John Key dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev diwakili oleh menteri luar negeri mereka.

Ketidakhadiran perdana menteri Selandia Baru dan presiden Rusia di KTT Bali itu dikarenakan alasan persiapan pemilihan umum di negara mereka.


Geopolitik vs Kesehatan

Selama dua hari rangkaian pertemuan para pemimpin ASEAN dan mitra wicaranya di Bali itu, Obama dan Wen Jiabao tampak menjadi pusat perhatian banyak pekerja media karena rivalitas AS dan China dalam berebut pengaruh di kawasan Asia Tenggara di tengah isu Laut China Selatan dan kehadiran 2.500 marinir AS di Darwin, Australia.

Terkait sengketa Laut China Selatan, para pemimpin ASEAN dalam Pernyataan Ketua KTT ke-19 ASEAN menegaskan pentingnya Deklarasi Prilaku Para Pihak di Laut China Selatan yang telah ditandatangani ASEAN dan China Juli lalu.

Deklarasi itu sendiri disebut para pemimpin ASEAN sebagai jalan pembuka bagi terbangunnya komitmen bersama untuk menjaga keamanan, stabilitas, dan saling percaya serta penyelesaian damai sesuai dengan hukum laut internasional atas wilayah yang disengketakan China, Taiwan, Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam itu.

Dalam masalah penempatan 2.500 personel marinir AS di Darwin yang disambut baik Jepang dan Filipina itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, ia telah mendapat jaminan dari Presiden Barack Obama dan PM Australia Julia Gillard bahwa kehadiran mereka tidak dimaksudkan untuk mengganggu negara-negara tetangga Australia.

Presiden Yudhoyono dalam konferensi pers usai penutupan KTT ASEAN ke-19 dan KTT ke-enam Asia Timur itu, Presiden Yudhoyono lebih lanjut mengatakan, garansi Obama dan Gillard itu disampaikan dalam pertemuan Jumat malam.

"Saya bertemu Presiden Obama tadi malam (Jumat) untuk menyampaikan kepada saya secara resmi bahwa tidak ada niat apa pun untuk dianggap mengganggu negara-negara tetangga Australia."

"Saya mendapatkan garansi itu. Demikian juga dengan PM Gillard tadi saya bertemu dan beliau juga menyampaikan hal yang sama, sama sekali tidak ada niatan apa pun untuk menganggu siapa pun," tuturnya.

Di hari terakhir pelaksanaan rangkaian KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait ini, para pemimpin ASEAN dan Sekjen PBB Ban Ki-moon mengeluarkan Deklarasi Bersama Kemitraan Komprehensif yang membukan jalan bagi kerja sama kedua pihak yang semakin luas di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosial-budaya.

Presiden Yudhoyono juga menerima trofi penghargaan PBB untuk pengurangan resiko bencana atas keberhasilan Indonesia menangani dampak dan mengurangi resiko bencana.

Terhadap kepemimpinan Indonesia di ASEAN, Sekjen Ban Ki-moon menyampaikan penghargaannya karena telah ikut memajukan dan bahkan memperluas kerja sama regional tersebut hingga terlaksananya KTT Asia Timur yang diikuti 18 negara ini.

Orang nomor satu PBB menggantikan Kofi Annan sejak 2007 itu juga memanfaatkan KTT di Bali ini untuk menyampaikan himbauannya pada pemerintah dan pengusaha di kawasan agar bahu membahu berinvestasi di bidang kesehatan ibu dan anak karena masa depan bangsa dan perdamaian turut ditentukan oleh mutu kesehatan mereka.

KTT ke-19 ASEAN dan KTT terkait di Bali yang rangkaian kegiatannya dimulai 13 November itu juga diakhiri dengan penyerahan status keketuaan ASEAN 2012 dari Indonesia kepada Kamboja.
(TIM ANTARA)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011