setiap laporan langsung kami tindaklanjuti
Jakarta (ANTARA) - Operator Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, mengimbau calon pemudik mewaspadai penawaran tarif tiket dari penyedia bus kelas ekonomi dengan klaim fasilitas eksekutif pada mudik Lebaran 2022.

"Yang parah adalah memainkan harga tiket. Kalau harga bus non-ekonomi memang tidak diatur dalam ketentuan. Tapi yang kelas ekonomi diatur," kata Kepala Satuan Pelaksana Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulogebang Hendra Kurniawan yang dijumpai di lantai Mezzanine Terminal Pulogebang, Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, oknum Perusahaan Otobus (PO) diketahui ada yang menerapkan tarif eksekutif untuk bus ekonomi kepada calon penumpang dengan selisih tarif Rp110 ribu hingga Rp150 ribu lebih mahal.

Hendra mengimbau penumpang lebih teliti dalam memilih harga tiket bus yang ditawarkan sejumlah PO. Untuk bus eksekutif umumnya dilengkapi fasilitas dua bangku di setiap lajur bus, tersedia fasilitas charger, ada tempat penyimpanan gelas di bangku, area khusus perokok, penumpang biasanya mendapat satu sampai dua kali makan.

"Yang terpenting, busnya tidak mampir di titik tertentu perlintasan. Dia langsung melaju ke lokasi tujuan. Kalaupun mampir biasanya untuk keperluan makan di restoran tertentu saja," katanya.

Baca juga: Pemerintah tindak tegas pelanggaran batas tarif angkutan
Baca juga: Tarif bus AKAP di Terminal Kampung Rambutan naik 10-15 persen

Modus lainnya dari oknum pengelola PO adalah menelantarkan penumpang bus di sejumlah titik perhentian. "Contohnya, penumpang dapat tiket Yogyakarta. Tapi hanya sampai Solo, jadi itu penumpang dipindahkan ke bus lain dan ditarik tarif lagi," katanya.

Selain itu, ada pula oknum pengelola PO bus yang menyalahi ketentuan trayek yang berujung pada penelantaran penumpang. "Misalkan PO Sinar Jaya, dia gak ke Bandung, tapi diberangkatkan ke Bandung di luar trayek," katanya.
Bus lintas provinsi parkir di area penjemputan penumpang Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, Sabtu (30/4/2022). ANTARA/Andi Firdaus

Salah satu penyebab terjadinya modus tersebut, kata Hendra, karena masih ada PO yang menerapkan sistem setoran kepada pegawai alias tidak digaji secara rutin. "Itu berpotensi mematok tarif sendiri dari penumpang," katanya.

Hendra menambahkan operator Terminal Terpadu Pulogebang membuka layanan aduan penumpang melalui akun Instagram @terminalterpadupulogebang bagi para penumpang yang merasa dirugikan dalam setiap pelayanan perjalanan.

Baca juga: Tarif tuslah bus ekonomi tak boleh lebih 20 persen
Baca juga: Petugas terminal Purabaya pasang tarif di kaca bus

Sejumlah modus tersebut, kata Hendra, telah ditindaklanjuti pihaknya dalam kurun hampir sembilan bulan melalui penjatuhan sanksi teguran lisan hingga penutupan PO di Terminal Terpadu Pulogebang.

"Setiap laporan langsung kami tindaklanjuti. Langsung saya tutup saat ada laporan di medsos. Saya tak mau lama-lama, takut lupa. Kita sanksi 1x24 jam tentunya setelah kita konfirmasi dan terdapat bukti," katanya.

Dalam kurun waktu itu, Hendra telah menjatuhkan sanksi penutupan PO karena terbukti merugikan penumpang, di antaranya PO Maju Muda Mandiri dan Langsung Jaya. Selain itu terdapat empat PO lainnya yang dijatuhi sanksi teguran lisan hingga tertulis.

"Ditutup atau enggak (PO), tergantung tingkat kesalahannya, kalau mereka sudah akui salah, terus ada kompensasi dengan mengembalikan uang penumpang, sanksi yang tadinya dua pekan kita percepat jadi dua hari (penutupan)," katanya.

Baca juga: PO Budiman turunkan tarif perjalanan Jakarta-Tasikmalaya

Baca juga: BPTD Jabar pastikan tidak ada kenaikan tarif bus mudik

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022