Nusa Dua (ANTARA News) - Ketua ASEAN 2012, Kamboja, menetapkan enam prioritas yang harus dicapai organisasi negara-negara Asia Tenggara.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen setelah menerima pengalihan kepemimpinan ASEAN dari Indonesia dalam acara penutupan KTT ASEAN ke-19 di Nusa Dua, Bali, Sabtu sore, menyatakan prioritas-prioritas itu adalah mengusahakan orientasi kebijakan kepada masyarakat.

"Selain itu, kita juga akan peta jalan komunitas ASEAN pada 2015," kata Hun Sen.

Kemudian, Kamboja juga akan memastikan pelaksanaan rencana kerja hingga 2015. Hun Sen juga menegaskan, Kamboja juga akan melaksanakan "cetak biru" tiga komunitas ASEAN, yaitu politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya.

Lalu, Kamboja juga akan mendorong solidaritas komunitas ASEAN, serta memajukan kerja sama dengan semua mitra wicara ASEAN.

Hun Sen mengundang semua pemimpin anggota ASEAN untuk hadir dalam KTT ke-20 dan ke-21 yang akan diselenggarakan di Kamboja, pertengahan 2012.

Pertemuan Puncak ASEAN ke-19 secara resmi ditutup dengan penyerahan tongkat kepemimpinan ASEAN kepada Kamboja.

Acara serah terima kepemimpinan ASEAN dan penutupan KTT ASEAN ke-19 dan rangkaiannya itu digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Sabtu petang.

Sepuluh kepala negara dan kepala pemerintahan ASEAN tampak menghadiri acara tersebut dan duduk dalam satu barisan tepat di muka panggung utama, tempat sebuah layar besar berada.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan Ketua ASEAN periode 2011 tampak duduk diapit oleh Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung yang merupakan Ketua ASEAN periode 2010 dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.

Acara penutupan itu diawali dengan penayangan profil ASEAN yang menggambarkan kekayaan budaya, potensi ekonomi dan capaian-capaian yang telah dicatat oleh kawasan. Dalam profil itu juga ditayangkan sejarah singkat ASEAN dengan disepakatinya Deklarasi Bangkok, pada 8 Agustus 1967 oleh lima negara pendiri ASEAN --Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina dan Malaysia.

KTT ASEAN ke-19 berlangsung selama sepakan, 13-19 November. Perhelatan akbar para pemimpin Asia Tenggara itu digelar di salah satu tempat wisata paling populer di Bali bertepatan dengan berlangsungnya pesta olah raga Asia Tenggara di Palembang dan Jakarta.

Sejumlah isu yang menjadi agenda utama dalam pertemuan puncak ASEAN kali ini antara lain adalah permohonan Myanmar untuk menjabat sebagai Ketua ASEAN pada 2014, putaran pertama pembahasan penerapan Deklarasi Tata Perilaku di Laut China Selatan, perundingan antara ASEAN dengan negara pemilik senjata nuklir --AS, China, Inggris, Prancis dan Rusia-- serta permohonan keanggotaan Timor Leste.

Sepakati Deklarasi Bali

Dalam KTT ASEAN ke-19, para pemimpin ASEAN menyepakati Deklarasi Bali atau Prinsip Bali III yang menjadi dasar kerja sama ASEAN pascaterbentuknya Komunitas ASEAN pada 2015.

Pada KTT ASEAN itu juga para pemimpin negara ASEAN mengabulkan permohonan Myanmar untuk menjadi Ketua ASEAN pada 2014.

Sebagai rangkaian dari KTT ASEAN ke-19, diselenggarakan pula Pertemuan Puncak Asia Timur ke-6 (EAS) yang diikuti oleh dua anggota baru EAS yaitu Rusia dan Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menjadi presiden pertama AS yang turut serta dalam acara tersebut. Sementara itu Presiden Rusia Dmitry Medvedev berhalangan hadir oleh karena persiapan pemilihan umum di dalam negerinya dan diwakil oleh Menlu Sergei Lavrov. Dalam pertemuan puncak itu anggota EAS menjadi 18 negara.

Sepuluh pemimpin Asia Tenggara yang hadir dalam KTT ke-19 ASEAN adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua ASEAN, Sultan Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Laos Thingsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Aquino III, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long, dan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.(*)

F008/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011